El Nino Datang Panen CPO "Tumbang" Tapi Bikin Harga Melayang

Robertus, CNBC Indonesia
28 May 2023 12:00
Perkebunan kelapa sawit (The Washington Post via Getty Images)
Foto: Perkebunan kelapa sawit (The Washington Post via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange menguat sepanjang perdagangan pekan ini karena ketakutan terjadi penurunan produksi akibat fenomena El Nino.

Melansir refinitiv, pada perdagangan Jumat (26/5/2023) harga CPO ditutup melesat 1,89% ke posisi MYR3.559 per ton.

Dengan ini, dalam sepekan harga CPO sudah menguat 2,24%, melesat 6,62% secara bulanan, namun masih mengalami koreksi tajam 14,73% secara tahunan.

Harga didukung oleh kekhawatiran atas kondisi cuaca buruk. Selain itu pembeli utama India dan Chinaya saat ini memiliki persediaan minyak sawit rendah dan mulai melakukan pembelian pada tingkat harga saat ini, kata Sandeep Singh, direktur The Farm Trade, konsultan dan konsultan yang berbasis di Kuala Lumpur.

Produksi minyak sawit mentah di Malaysia, produsen terbesar kedua di dunia, dapat turun antara 1 dan 3 juta ton tahun depan sebagai akibat dari pola cuaca El Nino, kata Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) pada Jumat (26/5/2023).

Ekspor Malaysia selama 1-25 Mei turun 0,7% dari minggu yang sama di bulan April, menurut data surveyor kargo Intertek Testing Services. Surveyor kargo lainnya, AmSpec Agri Malaysia, mengatakan ekspor naik 0,7%.

Ringgit, mata uang perdagangan sawit, turun 0,02% terhadap dolar ke level terendah sejak November, membuat komoditas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang asing.

Kontrak soyoil teraktif Dalian naik 2,2%, sementara kontrak minyak sawit naik 2,3%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade naik 0,5%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

"Minyak kelapa sawit dapat memperpanjang kenaikan menjadi 3.563 ringgit per ton sebelum membalikkan kenaikan dan penurunannya menuju level terendah 25 Mei di MYR3.388," kata analis teknikal Reuters Wang Tao.

Data grafik via ReutersFoto: Data grafik via Reuters
Data grafik via Reuters

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(pgr/pgr)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham CPO Ramai-ramai Ambrol, Efek Pengurangan Ekspor?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular