
RI Punya Cukup Senjata, Semoga Bisa Redam Badai dari Amerika

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa Wall Street ditutup berjatuhan pada perdagangan Rabu kemarin, karena investor khawatir dengan menigkatnya kembali ketidakpastian global setelah peringkat utang AS dipangkas. Risiko dari sell-off pun kembali muncul.
Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup merosot 0,98% ke posisi 35.282,52, S&P 500 ambles 1,38% ke 4.513,39, dan Nasdaq Composite ambruk 2,17% menjadi 13.973,45.
Wall Street ditutup ambruk setelah lembaga pemeringkat internasional yakni Fitch Ratings menurunkan peringkat surat utang AS dari AAA menjadi AA+ yang merupakan konsekuensi dari dampak persoalan plafon utang pada Mei lalu.
Penurunan oleh Fitch ini belum pernah terjadi sebelumnya. Peringkat AAA adalah tertinggi sementara AA+ adalah lebih rendah di bawah AAA.
Sebenarnya pada Mei lalu, Fitch telah memberi tanda waspada "rating watch negative" ke surat utang AS. Peningkatan masalah politik yang telah menghambat resolusi untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang menjelang tenggat waktu yang semakin dekat pun disebut sebagai penyebabnya.
"Dalam pandangan Fitch, telah terjadi kemerosotan yang stabil dalam standar tata kelola selama 20 tahun terakhir, termasuk masalah fiskal dan utang. Selain itu, ketegangan politik batas utang berulang dan resolusi menit terakhir telah mengikis kepercayaan pada manajemen fiskal," tambah Fitch.
Akibat pemangkasan rating utang AS oleh Fitch Ratings, imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS (US Treasury) tenor 10 tahun pun mencetak rekor tertingginya sejak November 2022.
Yield Treasury benchmark tenor 10 tahun naik 3 basis poin ke posisi 4,073%, menjadikannya rekor tertinggi sejak November tahun lalu.
Alhasil, saham-saham teknologi pun berjatuhan, dipimpin oleh saham teknologi raksasa seperti Alibaba, Amazon, Alphabet (Google), Microsoft, dan Nvidia.
Sedangkan untuk saham JD.com dan Baidu juga ambruk karena adanya usulan batasan penggunaan smartphone untuk anak di bawah umur di China.
Penurunan atau downgrade peringkat utang AS dapat membuat ketidakpastian global kembali meninggi dan tentunya membuat volatilitas pasar semakin membesar.
Sementara itu, data tenaga kerja AS menunjukkan, perusahaan sektor swasta menambahkan lebih banyak pekerjaan daripada yang diantisipasi pada Juli lalu, menurut laporan dari ADP.
Perusahaan pemrosesan penggajian ADP melaporkan perolehan pekerjaan mencapai 324.000 pada bulan lalu, dengan 201.000 berasal dari pekerjaan perhotelan dan rekreasi. Itu jauh di atas 175.000 tambahan yang diperkirakan ekonomi Dow Jones.
Meski begitu, angka ini lebih rendah dari periode Juni lalu, di mana ada 455.000 lapangan kerja yang tersedia.
Di lain sisi, musim rilis laporan keuangan pada kuartal II-2023 di AS kembali berlanjut. Musim penghasilan lebih dari setengah jalan dengan hasil yang lebih kuat dari yang diharapkan.
Dari emiten konstituen di S&P 500 yang telah melaporkan laporan keuangan di kuartal II-2023, sekitar 82% telah membukukan kejutan positif, menurut data FactSet.
(chd/chd)