
Amerika Turun Derajat, Kantor Sri Mulyani Langsung Jaga-Jaga

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah terus memonitor perkembangan pasar keuangan Indonesia, termasuk pasar Surat Berharga Negara, di tengah meningkatnya ketidakpastian global hari ini.
Ketidakpastian meningkat setelah Fitch Ratings telah menurunkan surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) dari AAA menjadi AA.
Seperti diketahui, Fitch memangkas surat utang pemerintah AS karena persoalan plafon utang Mei lalu.
"Penurunan peringkat AS mencerminkan penurunan fiskal yang diyakini akan terjadi selama tiga tahun ke depan, beban utang pemerintah tinggi dan terus meningkat, dan erosi tata kelola relatif terhadap negara-negara lain yang berperingkat 'AA' dan 'AAA' dalam dua dekade terakhir yang telah tercermin dalam kebuntuan batas utang yang berulang-ulang dan resolusi di saat-saat terakhir," tulis Fitch.
Direktur Surat Utang Negara (SUN) Kementerian Keuangan Deni Ridwan mengatakan sejauh ini belum ada pergerakan signifikan dalam pasar Surat Berharga Negara (SBN).
Namun, Kementerian Keuangan akan terus memonitor perkembangan.
"Sejauh ini belum ada pergerakan signifikan. Tentu harus kita monitor dalam beberapa waktu ke depan," tutur Deni, kepada CNBC Indonesia.
Merujuk data Refinitiv pada hari ini, Rabu (2/8/2023), pukul 14:41 WIB, yield atau imbal hasil SBN tenor 10 tahun tercatat 6,267%.
Imbal hasil tidak bergerak dibandingkan kemarin. Indeks bahkan melemah 1 bps dari 6,268% pada perdagangan Senin pekan ini.
Imbal hasil pada SBN tenor 5 tahun juga melandai menjadi 5,989% pada hari ini, dari 6,007% pada perdagangan kemarin. Imbal hasil yang melandai menunjukkan harga SBN tengah naik karena diincar oleh investor.
Deni menjelaskan dampak downgrade rating surat utang pemerintah AS ke pasar keuangan Tanah Air akan terbatas.
"Dampak negatif terhadap pasar keuangan domestik diperkirakan akan cukup terbatas mengingat downgrade ini bukan hal baru," imbuh Deni.
Sebagai catatan, lembaga rating S&P pada 2011 juga melakukan downgrade rating surat utang pemerintah AS dari AAA ke AA+.
Sama dengan Fitch, S&P juga memangkas surat utang AS karena persoalan plafon utang pemerintah AS. AS dinilai tidak mampu mengembangkan rencana yang kredibel dalam menangani utang jangka panjang.
Presiden AS saat itu, Barack Obama, juga harus bergelut dengan persoalan plafon utang.
Deni menambahkan dampak downgrade surat utang pemerintah AS untuk tahun ini tidak terlalu besar karena kondisi ekonomi yang jauh membaik.
Di antaranya adalah inflasi yang terus melandai dan outlook defisit APBN 2023 yang lebih rendah yakni 2,28% dari Produk Domestik Bruto (PDB). Dalam APBN 2023, defisit anggaran ditetapkan 2,84% dari PDB.
"Kinerja APBN cukup solid diiringi dengan outlook defisit APBN 2023 yang lebih rendah sehingga mengurangi supply risk secara signifikan di pasar SBN. rencana penerbitan SBN hingga tahun 2023 akan relatif on track," ujarnya.
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Fitch Sebut Krisis SVB Tak Akan Menjalar ke Asia Pasifik