Newsletter

Pekan Genting! Pasar RI Bakal Dibuat Cemas China, AS & Jepang

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
31 July 2023 06:00
Pantauan harga sembako 5 hari ramadan di pasar Jatinegara [foto: martyasari rizky] makasih. (CNBC Indonesia/Mtya Rizki)
Foto: Pantauan harga sembako 5 hari ramadan di pasar Jatinegara [foto: martyasari rizky] makasih. (CNBC Indonesia/Mtya Rizki)

Sebelum memulai perdagangan hari ini hingga beberapa hari ke depan di pekan ini, investor sebaiknya mencermati beberapa agenda ekonomi dari dalam negeri, maupun luar negeri.

Untuk hari ini, dari eksternal atau luar negeri, rilis data ekonomi cukup penting datang dari Jepang dan China. Di Jepang, data penjualan ritel dan indeks keyakinan konsumen (IKK) akan dirilis.

Penjualan ritel di Negeri Sakura diperkirakan tumbuh 5,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh 5,7%. Sedangkan IKK juga diproyeksi meningkat ke 36,8, menurut data Trading Economics.

Tak hanya Jepang, China juga akan merilis data ekonomi penting yakni data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI). Untuk hari ini, PMI manufaktur yang akan dirilis yakni versi resmi (NBS).

PMI manufaktur China pada periode Juli 2023 diproyeksikan naik menjadi posisi 49,2, dibandingkan bulan sebelumnya di 49. Kendati nilainya masihdibawah 50 yang menunjukkan manufaktur Negeri Panda tersebut masihterkontraksi.

Beralih ke Eropa, yakni di Uni Eropa, data awal dari inflasi periode Juli 2023 dan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2023 juga akan dirilis pada hari ini.

Sedangkan untuk sepanjang pekan ini, pasar akan disibukkan dengan beberapa data ekonomi penting. Di Asia-Pasifik, masih oleh Jepang dan China.
Di Jepang, pada pekan ini, kondisi manufaktur Jepang diproyeksikan masih dalam arah kontraksi di bawah 50, kendati demikian tingkat pengangguran kemungkinan besar bisa membaik di 2,5%, turun sedikit dari sebelumnya di 2,6%.

Perbaikan data ekonomi Jepang tak lepas dari kebijakan ultra longgar pemerintah dalam hal ini bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ), yakni suku bunga di level -0,1%.

Dari China, selain data PMI manufaktur resmi dari NBS, versi Caixin juga akan dirilis pada pekan ini. Berdasarkan survei pasar di Trading Economics, PMI manufaktur versi Caixin masih cenderung berbeda dengan versi NBS, di mana PMI manufaktur China pada Juli 2023 diperkirakan turun menjadi 50,3.
Meski cenderung menurun, tetapi PMI manufaktur versi Caixin berada di zona ekspansif. Berbeda dengan versi resmi yang berada di zona kontraksi.

Selanjutnya dari Negeri Paman Sam, akan rilis data terkait pasar tenaga kerja meliputi JOLTs Job Opening atau berapa banyak lowongan pekerjaan yang terbuka pada periode akhir Juni 2023.
Menurut data pasar, lowongan kerja di AS diperkirakan akan ada penurunan ke 9,62 juta dibandingkan bulan sebelumnya di 9,82 juta.

Kemudian, pada periode yang sama data tingkat pengangguran diproyeksi tetap stagnan di 3,6%, kemudian untuk penggajian di luar pertanian (non-farm payroll/NFP), diperkirakan bisa turun ke 200.000 dibandingkan bulan sebelumnya di 209.000.
Klaim pengangguran AS juga akan rilis pada pekan depan dengan proyeksi naik ke 227.000 secara mingguan.

Tak hanya itu, kondisi manufaktur diperkirakan bisa membaik terlihat dari PMI manufaktur oleh S&P yang memprediksi kenaikan ke level 49, dibandingkan posisi bulan sebelumnya di 46,3.

Sementara itu dari dalam negeri pada hari ini, beberapa emiten akan merilis laporan keuangan yang sudah diaudit pada semester I-2023. Adapun emiten tersebut yakni PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), dan PT XL Axiata Tbk (EXCL).

Sedangkan pada pekan ini dari dalam negeri, data inflasi periode Juli 2023 juga akan dirilis, tepatnya pada Selasa besok. Sebagai catatan, inflasi RI sudah jauh melandai ke 3,52% (yoy) pada Juni sementara inflasi inti tercatat 2,58% (yoy). Perlu dicatat, angka inflasi umum dan inti pada Mei 2023 telah sesuai dengan target BI dalam kisaran 2% - 4%.

Apabila inflasi semakin melandai akan memberikan gambaran semakin positif pada prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang juga akan rilis pada pekan depan untuk periode kuartal II-2023.

Selain itu, kondisi manufaktur juga tetap ekspansif terlihat dari data PMI manufaktur oleh S&P per Mei 2023 di angka 52,5. Untuk periode Juni nilai PMI diperkirakan masih akan di level ekspansif yang menunjukkan kinerja manufaktur masih tumbuh positif.

Di lain sisi, pasar juga akan memantau dampak dari realisasi kebijakan devisa hasil ekspor (DHE), di mana pada 1 Agustus besok, pengetatan kebijakan DHE akan berlaku.

Dengan adanya kebijakan DHE ini, diharapkan bahwa cadangan devisa (cadev) nasional akan tertopang dan tentunya nilai tukar rupiah diharapkan dapat diuntungkan dari kebijakan DHE ini.

Sementara itu pada hari yang sama dengan rilis data inflasi Tanah Air, Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) akan mengadakan pertemuan dan menggelar press konferensi.

Acara ini menarik ditunggu karena akan memberikan gambaran bagaimana pemangku kebijakan fiskal dan moneter dalam menanggapi isu-isu ekonomi terkini terutama kenaikan suku bunga The Fed.

Menarik pula dinanti apakah akan ada kebijakan baru dari fiskal dan moneter. Dalam konferensi pers tersebut Menteri Keuangan, Gubernur BI, Ketua OJK, serta LPS yang akan menyampaikan paparan.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular