Rupiah Bangkit Menjelang Pengumuman Suku Bunga BI
Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah dibuka menguat pada hari ini di tengah ekspektasi suku bunga Bank Indonesia yang kembali ditahan siang nanti.
Dilansir dari Refinitiv, rupiah menguat 0,13% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level psikologis Rp 15.000/US$1. Penguatan Rupiah ini mematahkan pelemahan tren pelemahan sejak 21 Juli 2023.
Sentimen penggerak rupiah hari ini datang dari hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang akan diumumkan pada siang hari ini.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memproyeksi bank sentral akan menahan suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR). Dari 12 institusi yang terlibat dalam pembentukan konsensus, semuanya memperkirakan BI akan menahan suku bunga di level 5,75%.
Sebagai informasi, suku bunga Deposit Facility kini berada di posisi 5,00%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 6,50%. Suku bunga sebesar 5,75% sudah berlaku sejak Januari 2023. BI mengerek suku bunga sebesar 225 bps dari 3,50% pada Juli 2022 menjadi 5,75% pada Januari tahun ini.
Suku bunga kemudian dipertahankan dalam lima pertemuan terakhir pada level 5,75% dilakukan untuk menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah setelah inflasi bukan menjadi kekhawatiran lagi.
Meskipun inflasi telah menyentuh 3,52% pada Juni 2023 namun pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat belum bisa terwujud. Sebab masih ada kekhawatiran pasar mengenai kebijakan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed). Selama The Fed belum memastikan akan melonggarkan kebijakan moneternya, BI diproyeksi sulit memangkas suku bunga.
Kebijakan The Fed akan mempengaruhi pergerakan dolar AS dan sentimen pasar global yang berimbas pada stabilitas nilai tukar rupiah.
Analis memperkirakan BI paling cepat memangkas suku bunga pada akhir tahun ini. Jika BI akhirnya memutuskan menahan suku bunga maka hal itu diharapkan bisa menopang pertumbuhan ekonomi.
"BI Rate akan tetap meskipun inflasi terus menurun. Kalau BI menurunkan bunga sekarang berpeluang membuat volatilitas rupiah akan semakin meningkat, terutama karena the Fed masih akan menaikkan bunga acuannya," tutur ekonom BNI Sekuritas, Damhuri Nasution, kepada CNBC Indonesia.
Dengan tidak ada kenaikan maka bunga pinjaman diharapkan tidak ikut naik sehingga permintaan pinjaman juga akan meningkat. Kondisi ini dapat mendorong baik permintaan maupun investasi domestik untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.
Selain BI, The Fed juga menggelar rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mulai hari ini dan berakhir besok. The Fed akan mengumumkan hasil rapat pada Rabu waktu AS atau Kamis dini hari waktu Indonesia.
Pasar berekspektasi jika The Fed masih akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada bulan ini tetapi kenaikan tersebut diperkirakan menjadi yang terakhir.
Jika The Fed kemudian melunak maka capital inflow diperkirakan mengalir deras ke Indonesia sehingga rupiah bisa menguat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(rev/rev)