
Rupiah Ambruk Setelah Terbang Tinggi, Habis Tenaga?

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada awal perdagangan Rabu (5/4/2023).
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan melemah 0,20%. Rupiah berada di posisi Rp 14.925/US$1 pada pukul 09:05 WIB.
Pelemahan ini berbanding terbalik dengan penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir. Pelemahan rupiah juga terjadi di tengah banyaknya sentimen positif.
Pada perdagangan kemarin, rupiah menguat tajam melawan dolar AS hingga menyentuh lagi angka Rp 14.800/US$-an.
Rupiah ditutup di posisi Rp 14.895/US$1 atau menguat 0,47% terhadap dolar AS.
Sejumlah sentimen positif sebenarnya mendukung pergerakan rupiah hari ini. Di antaranya adalah amblesnya indeks dolar, derasnya capital inflow, serta ekspektasi melunaknya kebijakan bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).
Indeks dolar melandai ke posisi 101 kemarin atau terendah sejak awal Februari tahun ini. Indeks melemah karena pasar semakin berekspektasi jika The Fed akan melunak setelah ekonomi AS menunjukkan sinyal pelemahan.
Tanda-tanda perekonomian AS merosot semakin terlihat. Institute for Supply Management (ISM) melaporkan kontraksi sektor manufaktur semakin dalam pada Maret.Purchasing Managers' Index(PMI) dilaporkan sebesar 46,3, sudah mengalami kontraksi (di bawah 50) selama 5 bulan beruntun dan berada di level terendah sejak Mei 2020.
Terbaru, laporan pembukaan lapangan kerja (JOLTS) pada Februari 2023 menunjukkan lapangan pekerjaan baru yang terbuka hanya 9,93 juta.
Jumlah tersebut anjlok 632.000 dibandingkan Januari 2023. Ini adalah kali pertama jumlah lapangan kerja baru hanya tercatat 10 juta dalam dua tahun terakhir.
Jumlah lapangan kerja baru juga jauh di bawah ekspektasi pasar yang berada di angka 10,4 juta.
Dengan data tenaga kerja yang tidak 'sepanas' sebelumnya maka harapan The Fed melunak makin kencang.
Faktor positif yang seharusnya bisa menopang rupiah lainnya adalah derasnya capital inflow. Arus modal asing salah satunya datang dari lelang Devisa Hasil Ekspor.
Data Bank Indonesia menunjukkan lelang mampu menyerap DHE sebesar US$ 56,5 juta pada Selasa kemarin (4/4/2023).
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dihujani Sentimen Positif, Rupiah Makin Perkasa