
Duo India-Rusia Bikin Harga CPO Melesat 2% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan awal pekan Kamis (20/7/2023) setelah perdagangan libur karena Perayaan Tahun Baru Islam 1445 H.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau melesat 2,31% ke posisi MYR 3.985 per ton pada pukul 10:10 WIB. Dengan penguatan ini harga CPO kokoh bercokol di level 3.900.
Pada perdagangan awal pekan, Selasa (18/7/2023) harga CPO berakhir melemah 0,89% ke posisi MYR 3.895 per ton. Dengan ini, dalam 2 hari perdagangan di pekan ini harganya masih menguat 0,36%, sementara secara bulanan harga CPO tercatat melesat 2,8%, namun masih ambrol 6,68% secara tahunan.
Kenaikan harga CPO terjadi sentimen positif datang dari kabar impor minyak bunga matahari India kemungkinan akan turun dalam beberapa bulan mendatang karena menjadi tidak kompetitif terhadap minyak saingan karena kenaikan harga setelah Rusia menarik diri dari kesepakatan biji-bijian Laut Hitam, kata pejabat industri kepada Reuters.
Penurunan impor minyak bunga matahari akan memaksa pembeli minyak nabati terbesar dunia untuk meningkatkan pembelian minyak sawit dan soyoil BOc1 sebagai kompensasi.
Kesepakatan selama setahun yang memungkinkan ekspor biji-bijian Ukraina ke Laut Hitam yang aman berakhir pada hari Senin (17/7/2023) setelah Rusia berhenti dan memperingatkan tidak dapat menjamin keselamatan kapal.
"Untuk diketahui, pengiriman minyak bunga matahari ke India bisa turun sekitar 30% dari level saat ini," kata Pradeep Chowdhry, direktur pelaksana Gemini Edibles and Fats India Pvt. Ltd, importir India terkemuka yang dikutip dari Reuters.
Wilayah Laut Hitam menyumbang 60% dari produksi minyak bunga matahari dunia dan 76% dari ekspor. India biasanya mengimpor sekitar 250.000 metrik ton minyak bunga matahari per bulan, terutama dari Rusia, Ukraina, Argentina, dan Turki.
Awal tahun ini, eksportir Laut Hitam secara agresif menjual minyak bunga matahari dengan harga bersaing, yang membantu menurunkan persediaan. India dapat mengimpor sekitar 275.000 ton minyak bunga matahari pada Juli, tetapi impor Agustus dapat turun menjadi sekitar 200.000 ton, kata Patel.
Ukraina secara tradisional menyumbang lebih dari setengah impor minyak bunga matahari India, tetapi Rusia telah menjadi pemasok terbesarnya pada tahun pemasaran yang berakhir pada 31 Oktober, menurut data Asosiasi Ekstraktor Pelarut India.
"Berakhirnya kesepakatan akan memaksa Ukraina untuk mengirimkan sunoil dari Rumania, Bulgaria, dan negara-negara Eropa lainnya, tetapi perubahan rute akan menurunkan volume," kata Bajoria.
Dari sisi minyak siangannya langsung mengalami kenaikan. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,4%. Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 0,02%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,4%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Berdasarkan analis Wang Tao, yang dikutip dari Reuters, pada perdagangan hari ini, harga CPO dapat menguji ulang resistensi di MYR 3.949 per metrik ton, penembusan di atasnya dapat menyebabkan kenaikan ke kisaran MYR 3.978-3.995.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sentimen Buruk dari China Terlalu Kencang, Harga CPO Ambruk
