Kena PHP! Sudah Nanjak, Harga CPO Balik Terkoreksi Hari Ini

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Kamis, 13/07/2023 08:27 WIB
Foto: Perkebunan kelapa sawit (Anadolu Agency via Getty Images)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau turun di sesi awal perdagangan Kamis (13/7/2023). Harganya pagi ini tak mampu melanjutkan penguatan pada perdagangan kemarin.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau terkoreksi 0,18% ke posisi MYR 3.919 per ton pada pukul 08:00 WIB. Meskipun melemah, harganya masih bercokol di level 3.900.

Pada perdagangan awal pekan Rabu (12/7/2023) harga CPO ditutup menguat 0,95% ke posisi MYR 3.926 per ton. Dengan ini, secara bulanan harga CPO tercatat menguat 3,62%, namun masih mengalami koreksi 5,94% secara tahunan.


Harga CPO belakangan ini terpantau naik. Dalam dua pekan terakhir harganya berada di kisaran MYR 3.800-3.900 per ton. Menguatnya harga CPO terjadi di tengah permintaan yang kuat dan pasar mencerna persediaan akhir Juni yang lebih kecil dari perkiraan.

Di sisi lain, Anilkumar Bagani, kepala riset broker minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai mengungkapkan saat ini pasar masih mengambil isyarat bullish dari laporan Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), tetapi permintaan tujuan baru diperlukan untuk menahan kenaikan.

Persediaan akhir Juni naik 1,9% menjadi 1,72 juta metrik ton dari bulan sebelumnya, tetapi jauh lebih kecil dari perkiraan, kata MPOB pada Senin (10/7/2023)

Berdasarkan data surveyor kargo Amspec Agri dan Intertek Testing Services menunjukkan ekspor dari Malaysia selama periode 1-10 Juli naik antara 18,7% dan 26,1%, karena permintaan dari konsumen utama China meningkat.

Permintaan selama kuartal ketiga dan keempat tahun ini kemungkinan akan kuat, kata Marcello Cultrera, direktur konsultan komoditas yang berbasis di Singapura Apricus 8 Pte Ltd.

Harga CPO ke depan kemungkinan akan didorong oleh perkiraan produksi yang lebih rendah pada kuartal ketiga di Malaysia dan Indonesia, penguatan harga minyak sawit dibandingkan minyak lunak di Eropa dan China, dan marjin impor minyak sawit yang positif di India.

Dari sisi minyak saingannya, kontrak soy oil teraktif Dalian DBYcv1 turun 0,4%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 0,9%. Harga Soy oil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 1,8%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Pada saat yang sama, Indonesia berencana untuk menetapkan harga referensi minyak sawit mentah (CPO) pada US$791,02 per metrik ton untuk 16-31 Juli, pejabat senior kementerian ekonomi Musdhalifah Machmud mengatakan pada hari Rabu, naik dari US$747,23 per ton pada 1-15 Juli.

Harga acuan yang akan datang akan menempatkan pajak ekspor CPO pada US$33 per metrik ton dan retribusi pada US$85. Keputusan menteri yang secara resmi menyatakan harga belum diterbitkan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(mkh/mkh)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Belajar Dari Negeri Jiran, Ini Cara Pabrik Sawit Atasi Masalah