Bisnis Makin Menggurita, Anthoni Salim Makin Tajir

Tri Putra, CNBC Indonesia
09 July 2023 13:00
Indomie, Indofood,
Foto: REUTERS/Beawiharta

Anthoni Salim merupakan putra bungsu dari tiga bersaudara dari anak mendiang Liem Sioe Liong atau Sudono Salim yang merupakan generasi pertama Keluarga Salim.

Dalam meniti kesuksesannya, perjalanan Anthoni Salim tidaklah mudah. Setelah menyelesaikan sekolahnya terlebih dahulu pada 1971 di Ewell County Technical dan meraih gelar Bachelor of Arts, saat kembali ke Indonesia ia membantu ayahnya mengurusi bisnis yang memang sudah beranak-pinak.

Dengan tangan dingin sang Anthoni Salim saat menggantikan ayahnya dan terjadi krisis keuangan 1997-1998, ia melego sejumlah aset milik Grup Salim, termasuk harus rela melepas kepemilikan BCA.

Grup Salim memiliki investasi luas di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi. Keluarga Salim juga memiliki saham di perusahaan investasi yang terdaftar di Hong Kong, First Pacific yang memiliki aset sebesar US$ 27 miliar di enam negara.

Anthoni Salim juga masuk bisnis batu bara pada tahun lalu. Dia menjadi pengendali PT Bumi Resources Tbk (BUMI) bersama Grup Bakrie, di mana perusahaan milik Anthoni Salim di Hong Kong menjadi pembeli saham private placement BUMI. Harga pelaksanaan dari aksi korporasi ini senilai US$ 1,6 miliar atau setara Rp 23,83 triliun.

Sebelumnya, Anthoni Salim juga sukses dengan dua emiten barang konsumsi yaitu, PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Produk kedua perusahaan tersebut akrab dan banyak digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

Dia juga merupakan orang di balik nama besar Indomaret. Pasalnya, saat ini keberadaan perusahaan jaringan ritel tersebut sudah terdapat 20.000 gerai dan 31 kantor cabang yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan rantai pasoknya yang luas dan besar, bisa dibilang bisnis inilah sebenarnya yang sukses membuatnya kaya raya.

Selain itu, Grup Salim juga berbisnis otomotif beserta pembiayaan kendaraan (Indomobil: IMAS dan IMJS), jalan tol (META), sawit (LSIP, SIMP), roti (ROTI), perbankan (BINA). Secara pribadi, Anthoni Salim juga berinvestasi di emiten data center RI (DCII), media dan teknologi (EMTK), hingga migas (MEDC) dan tambang emas (BRMS).

Teranyar, perusahaan yang dikendalikan oleh Anthoni, First Pacific, berencana akan menambah kepemilikan sebesar 36,6% saham perusahaan infrastruktur asal Filipina, Metro Pacific Investments Corp (MPIC).

Dalam aksi korporasi tersebut, Anthoni Salim akan merogoh kocek sebesar US$ 992 juta atau setara dengan Rp 14,9 triliun. 

Nantinya, First Pacific bersama GT Capital Holdings dan Mitsui & Co akan menambah penawaran mereka untuk sisa saham MPIC yang tidak mereka miliki, masing-masing menjadi 5,20 peso dari sebelumnya 4,63 peso.

Selain itu, mereka juga mengusulkan Metro Pacific Investments Corp yang terdaftar di bursa saham Manila untuk menjadi perusahaan tertutup (delisting).

Direktur eksekutif First Pacific, Christopher Young menganggap penawaran baru ini sebagai harga terbaik dan terakhir yang dapat diberikan oleh penawar kepada pemegang saham minoritas MPIC.

"Karena jadwal transaksi, persetujuan, dan persyaratan peraturan dari keseluruhan proses di berbagai yurisdiksi, tidak akan ada kesempatan lebih lanjut untuk menyesuaikan harga," ujarnya mengutip laman Forbes, Kamis (6/7).

Keluarga Salim memiliki kepemilikan saham di First Pacific. Perusahaan tersebut menaungi beberapa lini usaha termasuk PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF) dan anak usahanya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP).

Sementara MPIC merupakan pemegang saham terbesar di Manila Electric Co., utilitas listrik terbesar di negara itu, dan memiliki beberapa lini bisnis berupa rumah sakit, jalan tol, utilitas air, dan kereta api komuter.

 

CNBC INDONESIA RESEARCH

 

[email protected]

(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular