Nunggu Eropa, Harga CPO Mulai Ngegas Nih Bos Sawit

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
13 June 2023 10:23
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan Selasa (13/6/2023) setelah kemarin koreksi di tengah rilis data penting terkait CPO.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau menguat 0,39% ke posisi MYR 3.362 per ton pada pukul 10:22 WIB. Dengan ini, harganya masih ada di level 3.300-an belum bergerak signifikan ke level atasnya.

Pada perdagangan Senin (12/6/2023) harga CPO ditutup turun 0,53% ke posisi MYR 3.349 per ton. Dengan ini, secara bulanan penguatan CPO terpangkas menjadi 4,62% namun masih mengalami koreksi tajam hingga 19,77% secara tahunan.

Bahkan jika dibandingkan dengan posisi tertinggi selama 2 tahun ini, harga CPO sudah jatuh dalam dengan koreksi 53,92%.

Turunnya harga CPO dipicu oleh kenaikan tajam pada produksi dan persediaan untuk periode Mei, di tengah kemerosotan ekspor Juni sejauh ini sehingga turut membebani harga.

Berdasarkan data surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-10 Juni dilaporkan turun 16,7% menjadi 295.990 ton dari 355.380 ton yang dikirim selama 1-10 Mei.

Sementara itu, perusahaan inspeksi independen AmSpec Agri Malaysia juga melaporkan dari sisi ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1 - 10 Juni turun 17,6% menjadi 275.211 ton dari 333.779 ton yang dikirim selama 1 - 10 Mei.

Persediaan minyak sawit akhir Mei Malaysia naik untuk pertama kalinya dalam empat bulan, naik 12,63% dari April menjadi 1,69 juta metrik ton, menurut data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) yang dirilis selama istirahat tengah hari.

Produksi membengkak 26,8% menjadi 1,52 juta metrik ton, tetapi ekspor turun 0,78% menjadi 1,08 juta ton, kata MPOB.

Pasar juga akan mengawasi laporan Perkiraan Pasokan dan Permintaan Pertanian Dunia dari Departemen Pertanian AS yang akan dirilis pada Jumat jelang akhir pekan nanti.

Dari sisi minyak saingannya, pada perdagangan kemarin kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 1%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,1%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,8%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Pelaku pasar kini juga memasang mode wait and see terkait kebijakan Uni Erop. Sebagaimana diketahui bahwa Uni Eropa mengeluarkan undang-undang tahun ini yang melarang impor komoditas yang terkait dengan deforestasi, sebuah langkah yang diperkirakan akan merugikan minyak kelapa sawit, yang digunakan dalam segala hal mulai dari lipstik hingga pizza.

Indonesia dan Malaysia, yang merupakan dua produsen dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia, mengatakan undang-undang tersebut diskriminatif dan dimaksudkan untuk melindungi pasar biji minyak UE.

Pada konferensi industri pada Senin (12/6/2023) , produsen Malaysia Sime Darby Plantation Bhd SIPL.KL dan United Plantations Bhd UTPS.KL mengatakan mereka tidak akan mengalami kesulitan untuk mematuhi undang-undang baru karena mereka tidak menanam di lahan gundul selama bertahun-tahun.

"Sebagian besar perusahaan besar di Malaysia mendaftar tanpa deforestasi, tanpa pengembangan di lahan gambut 10 hingga 15 tahun lalu. Saya tidak melihat masalah bagi kami," kata Carl Bek Nielsen, kepala eksekutif United Plantations, kepada wartawan yang dikutip dari Reuters.

Namun, perusahaan khawatir tentang kepatuhan petani kecil. Hal ini diungkapkan oleh Managing Director Sime Darby Plantation, Mohamad Helmy Othman Basha, mengatakan petani kecil, banyak di antaranya masuk ke rantai pasokan produsen besar, akan kesulitan melacak semua produksi minyak sawit mereka seperti yang diwajibkan oleh undang-undang baru.

Perusahaan besar "tidak akan memiliki masalah besar untuk dipatuhi," katanya.

Undang-undang UE mewajibkan produsen untuk menyerahkan pernyataan uji tuntas yang menunjukkan kapan dan di mana komoditas mereka diproduksi dan memberikan informasi yang "dapat diverifikasi" bahwa mereka tidak ditanam di lahan yang digunduli setelah tahun 2020, atau berisiko terkena denda yang besar.

Lebih dari tujuh juta petani kecil secara global membudidayakan kelapa sawit untuk mencari nafkah. Di produsen utama Indonesia dan Malaysia, petani kecil menyumbang sekitar 40% dari total area produksi minyak sawit.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum) Next Article Maaf Bos Sawit, Harga CPO Lesu di Awal Pekan, Nih Pemicunya!

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular