Maaf Bos Sawit, Harga CPO Lesu di Awal Pekan, Nih Pemicunya!

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
20 March 2023 10:10
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau melemah di sesi awal perdagangan awal pekan, Senin (20/3/2023) melanjutkan perlemahan 3 hari beruntun sejak perdagangan pekan lalu.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terkoreksi 1,02% ke MYR 3.879 per ton pada pukul 10:05 WIB. Posisi ini masih mencatatkan level terendahnya sejak 7 Februari 2023.

Pada perdagangan pekan lalu Jumat (17/3/2023) harga CPO ditutup turun 0,33% ke posisi MYR 3.920 per ton. Dengan ini, dalam sepekan harga CPO masih melemah 4,23% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan turun 5,36% dan turun 6,09% secara tahunan.

 

Tertekannya harga CPO belakangan ini terjadi karena melemahnya minyak nabati saingannya dan kekhawatiran atas krisis perbankan di Amerika Serikat (AS). Untuk diketahui bahwa harganya sempat melesat di posisi MYR 4.325 per ton pada 3 Maret 2023 lalu.

Namun sayangnya harganya terpangkas jauh hingga hari ini dan sudah turun di level psikologis 3.800-an.

Saat ini pelaku pasat masih khawatir terhadap kabar tak menyenangkan dari Amerika Serika (AS) serta masalah pada Credit Suisse yang bakal memicu krisis perbankan global. Merosotnya pasar saham global dan aset berisiko lainnya membuat investor cenderung bermain aman dengan beralih ke aset safe havenseperti emas, obligasi, dan dolar.

Namun, data ekspor yang kuat dan kemungkinan produksi yang rendah akibat banjir baru-baru ini bisa mendukung cukup menjadi sentimen penopang harga CPO agar tidak jatuh terlalu dalam.

Untuk diketahui, berdasarkan data surveyor kargo ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-15 Maret naik antara 55% dan 72% dari periode yang sama di Februari, ini dipicu oleh melonjaknya pengiriman ke India menjelang hari raya Idul Fitri.

Dari sisi minyak saingannya, akhir pekan lalu kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 0,70%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 0,75%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOc2 turun 0,61%.

"Minyak kelapa sawit dapat menguji kembali support 3.892 ringgit per ton, penembusan di bawahnya dapat memicu penurunan ke kisaran 3.810-3.856 ringgit," kata analis teknis Reuters Wang Tao.

Dari Indonesia, Menteri Perdagangan mengungkapkan bahwa produsen minyak sawit di Indonesia menjual 360.150 ton minyak goreng murah ke pasar domestik pada bulan Februari, di bawah target pemerintah yang dirancang untuk memastikan pasokan ke konsumen lokal.

Indonesia, produsen minyak sawit utama dunia, mengejutkan pasar tahun lalu ketika melarang ekspor minyak goreng selama beberapa minggu, untuk mengatasi masalah pasokan minyak goreng lokal selama berbulan-bulan dan harga yang sangat tinggi.

Eksportir sekarang harus menjual sebagian dari produk minyak sawit mereka di dalam negeri dengan harga yang dibatasi di bawah skema kewajiban pasar domestik (DMO). Indonesia menaikkan volume DMO sebesar 50% menjadi 450.000 ton per bulan untuk Februari-April, mengantisipasi lonjakan permintaan minyak goreng menjelang hari raya.

"Maret ini kami akan memberlakukan (kebijakan) untuk mencapai 450.000 ton," kata Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dalam sidang parlemen.

Kenaikan volume dilakukan karena harga minyak goreng kemasan sederhana melampaui batas harga Rp 14.000 (US$ 0,9115) per liter.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 'Mati Suri' Tujuh Hari, Akhirnya Harga CPO Bangkit Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular