
Dear Bos Sawit! Libur Telah Usai, Harga CPO Lanjut Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat pada sesi awal perdagangan Selasa (6/6/2023) setelah kemarin, Senin (5/6/2023) libur. Penguatan ini melanjutkan tren positif sejak awal Mei.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan melesat 0,83% ke posisi MYR 3.353 per ton pada pukul 10:00 WIB. Kendati demikian, harganya masih berada di level MYR 3.000, padahal pekan lalu sempat menyentuh level MYR 3.500.
Pada perdagangan Jumat (2/6/2023) harga CPO ditutup melesat 3,11% ke posisi MYR 3.381 per ton. Meskipun ditutup menguat, CPO jatuh 5% dalam sepekan, sementara secara bulanan penguatan terpangkas menjadi 5,62%, dan masih jatuh 19% secara tahunan.
Pada Mei ini harga CPO mulai menunjukan pergerakan yang positif. Selama perdagangan Mei harganya selalu ditutup dengan apresiasi lebih dari 2%.
Sebagaimana diketahui, harga CPO terpantau lesu belakangan ini. Lihat saja, harga CPO sempat menyentuh level tertingginya dalam 2 tahun terakhir di di posisi MYR 7.268 per ton pada 9 Maret 2022. Namun kini harganya turun jauh ke level 3.400-an.
Ada banyak faktor yang menyebabkan turunnya harga. Setidaknya perlu memperhatikan beberapa faktor diantaranya harga minyak saingannya mengalami penurunan, kondisi produksi, ekspor-impor dari Indonesia dan Malaysia, pengaruh mata uang Ringgit (MYR), serta kebijakan dari kedua negara tersbut.
Minyak sawit berjangka Malaysia ditutup lebih tinggi pada hari Jumat untuk sesi kedua berturut-turut, karena minyak saingan yang lebih kuat dan kekhawatiran tentang dampak El Nino memicu minat beli setelah kerugian besar di awal pekan lalu.
Pembalikan harga yang kuat baru-baru ini memperluas perdagangan arbitrase di pasar tujuan, terutama dalam kontrak bulan depan, kata Marcello Cultrera, direktur konsultan komoditas yang berbasis di Singapura Apricus 8 Pte Ltd.
Permintaan minyak sawit kemungkinan akan meningkat pada bulan Juni dan hingga paruh kedua tahun ini, katanya.
Tanda-tanda awal cuaca panas dan kering yang disebabkan oleh El Nino mengancam produsen makanan di seluruh Asia, sementara para petani Amerika mengandalkan hujan musim panas yang lebih lebat dari fenomena cuaca tersebut untuk mengurangi dampak kekeringan yang parah.
Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 2,2%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 2%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 1,2%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.
Selain itu, Musim hujan India di atas pantai Kerala paling selatan tertunda dua-tiga hari lagi karena pembentukan sirkulasi siklon di Laut Arab telah mengurangi tutupan awan di atas pantai Kerala.
Musim hujan merupakan sumber kehidupan ekonomi negara tersebut senilai US$3 triliun, menghasilkan hampir 70% dari hujan yang dibutuhkan India untuk mengairi pertanian dan mengisi ulang waduk dan akuifer.
Departemen Meteorologi India (IMD) yang dikelola negara memperkirakan kedatangan hujan muson di pantai Kerala pada 4 Juni, kedatangan terakhir dalam empat tahun.
Musim hujan dapat memberikan bantuan kepada para petani yang sangat menantikan dimulainya musim hujan yang sangat penting untuk tanaman musim panas. Dengan ini produksi minyak saingan CPO juga bakal terbantu.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sudah Dibantu China dan Argentina, Harga CPO Tetap Ambruk 5%
