Data Tenaga Kerja Kuat, Wall Street Dibuka 'Pesta Pora'

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
02 June 2023 21:21
Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)
Foto: Markets Wall Street. (AP/Courtney Crow)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga Indeks Utama Wall Street dibuka di zona hijau pada perdagangan jelang akhir pekan Jumat (2/6/2023) setelah rilis data tenaga kerja yang masih solid serta senat yang sudah mengesahkan tagihan plafon utang.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup naik 0,64% ke posisi 33.273.359 sementara S&P 500 naik 0,59%ke 4.246,01, dan Nasdaq Composite juga mengalami penguatan dengan apresiasi 0,69% ke 13.190,81.

Sentimen yang mempengaruhi bursa saham begitu beragam mulai dari keputusan RUU plafon utang hingga arah suku bunga The Fed yang tengah di ramal oleh pelaku pasar.

DPR AS akhirnya meloloskan Rancangan Undang-Undang (RUU)Tanggung Jawab Fiskal atau Fiscal Responsibility Act.

Kesepakatan diketok dengan perolehan suara 314-117. Sebanyak 149 anggota Partai republik dan 165 anggota Partai Demokrat memilih untuk meloloskan RUU sementara 71 anggota DPR menentangnya.

Kesepakatan ini sekaligus mengakhiri drama di Capitol Hill, Kongres AS antara legislatif dan eksekutif AS mengenai debt ceiling atau plafon utang AS.

Di antara kesepakatan yang ada dalam RUU tersebut adalah pemberlakuan batas pinjaman yang ada hingga Januari 2025 atau menangguhkan plafon utang hingga Januari 2025.

Artinya, persoalan debt ceiling baru akan dibahas lagi setelah pemilihan presiden AS. Kesepakatan lainnya adalah belanja pemerintah federal akan tetap sama pada 2024 untuk kemudian naik sekitar 1% pada 2025.

Seperti diketahui, plafon utang pemerintah AS sudah melampaui batas yang ditetapkan yakni US$ 31,4 triliun. Pemerintahan Joe Biden perlu menaikkan plafon utang untuk membiayai anggaran, termasuk anggaran pertahanan dan perlindungan sosial.

Dengan penangguhan plafon utang setidaknya tidak ada risiko gagal bayar utang tetapi pemerintahan Biden harus membatasi pengeluarannya.

Menteri Keuangan AS Janet Yellen sebelumnya mengingatkan jika AS akan mengalami gagal bayar atau default pada 5 Juni 2023 jika kesepakatan tidak dicapai.

Di luar pertempuran plafon utang, investor juga memasang modewait and seeterkait kebijakan The Fed, 13-14 Juni sebagai katalis pasar lain yang memungkinkan.

Apalagi, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker mengatakan bahwa dia cenderung melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan mendatang. Namun, dia menambahkan bahwa laporan penggajian pada Jumat mungkin dapat berubah pikiran.

Perekonomian AS terus menghasilkan pekerjaan untuk periode Mei ini dengan non-farm payrolls melonjak lebih dari yang diharapkan meskipun ada beberapa kendala.

Departemen Tenaga Kerja pada Jumat (2/6/2023) melaporkan daftar gaji di sektor publik dan swasta meningkat sebesar 339.000 untuk bulan tersebut, lebih baik dari perkiraan Dow Jones yakni sebesar 190.000 dan mencatatkan pertumbuhan pekerjaan positif selama 29 bulan berturut-turut.

Sementara itu, tingkat pengangguran berada di 3,7% dibandingkan perkiraan 3,5%, tepat di atas level terendah sejak 1969. Ini akan menjadi pertimbangan penting bagi The Fed untuk mengambil arah kebijakan suku bunganya ke depan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum) Next Article Kinerja Perusahaan Mengecewakan, Wall Street Terbakar

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular