Baru Hijau Sehari, Wall Street Jeblok Lagi

Market - mae, CNBC Indonesia
15 March 2023 20:52
In this photo provided by the New York Stock Exchange, trader Americo Brunetti works on the floor, Thursday, March 25, 2021. Stocks are wobbling in afternoon trading Thursday as a slide in technology companies is being offset by gains for banks as bond yields stabilize.(Courtney Crow/New York Stock Exchange via AP) Foto: AP/Courtney Crow

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street kembali jeblok setelah sempat menghijau kemarin.

Pada sesi awal pembukaan perdagangan Rabu (15/3/3023), indeks Dow Jones jatuh 1,33% ke 31.728,75. Sementara itu, indeks Nasdaq turun 0,92% ke 11.325,6 dan indeks S&P 500 melemah 1,24% ke 3.871,66.

Kembali lesunya bursa Wall Street menjadi kabar negatif mengingat bursa membaik kemarin setelah sempat hancur lebur pada akhir pekan lalu hingga Senin pekan ini.

Pada penutupan perdagangan Selasa (14/3/2023), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 1,06%. Indeks S&P menguat 1,68% sementara indeks Nasdaq terbang 2,14%.

Anjloknya bursa Wall Street dipicu oleh kembali meningkatnya kepanikan investor, terutama di sektor perbankan. Setelah Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank, krisis baru muncul karena Credit Suisse. Saham bank asal Swiss tersebut ambruk 26%.

Saham ambruk setelah tingkat premi risiko investasi atau credit default swap (CDS) Credit Suisse Group naik ke rekor tertinggi pada Senin (13/3/2023). RCDS naik karena runtuhnya SVB  memicu kekhawatiran tentang penularan yang lebih luas di industri perbankan.

CDS merupakan istilah yang menggambarkan produk derivatif berupa kontrak keuangan yang memungkinkan investor untuk menghilangkan atau mengurangi risiko bisnisnya kepada pihak lain, dengan membayar premi sesuai pada angka yang disepakati.

CDS Credit Suisse dengan tenor 5 tahun pada Senin melonjak sebanyak 36 basis poin menjadi 453 basis poin. Tercatat, CDS bank asal Swiss itu menjadi yang paling meningkat dalam indeks Bloomberg yang melacak CDS dari 125 perusahaan kelas atas Eropa.

Jatuhnya saham Credit Suisse menyeret ambruknya saham bank lain seperti Citigroup hingga Bank of America.

Ambruknya Wall Street justru terjadi di tengah banyaknya sentimen positif dari AS. Di antaranya adalah melandainya inflasi, Indeks Harga Produsen (IPP), serta penjualan ritel di AS.

Melemahnya inflasi, Indeks Harga Produsen, dan penjualan ritel pada Februari menjadi sinyal jika ekonomi AS mulai mendingin setelah tumbuh kencang hingga inflasi melonjak.

Dengan inflasi, IPP, dan penjualan ritel yang melemah maka pelaku pasar semakin optimis jika bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) akan melunak.

The Fed diproyeksi hanya akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada pekan depan.

Seperti diketahui, inflasi AS terus melandai menjadi 6% (year on year/yoy) pada Februari 2023, dari 6,4% (yoy) pada Januari. AS juga baru saja mengeluarkan data IPP dan penjualan eceran Februari Rabu malam ini (15/3/2023).

Indeks Harga Produsen terkontraksi 0,1% pada Februari dibandingkan bulan sebelumnya (mtm). Indeks lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yang memperkirakan kenaikan 0,3% serta lebih rendah dibandingkan pada Januari 2023 yang tercatat 0,3%. Jatuhnya IPP disebabkan oleh kelompok makanan, telur ayam, dan energi.

Secara tahunan, indeks naik 4,6% pada Februari 2023 atau terendah sejak Maret 2021. Kenaikan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan pada Januari 2023 (5,7%) ataupun ekspektasi pasar sebesar 5,4%.

AS juga mengumumkan jika penjualan ritel mereka di Februari 2023 terkoreksi 0,4% (mtm), lebih dalam dibandingkan ekspektasi pasar (koreksi 0,3%).
Indeks jauh memburuk dibandingkan Januari yang tercatat 3,2% (mtm).

Penurunan penjualan terutama terjadi pada furniture, makanan dan minuman. Penjualan ritel secara tahunan hanya naik 5,4% (yoy) pada Februari 2023, jauh di bawah penjualan pada Januari yang tercatat 7,7% (yoy).

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Pasar Tenaga Kerja AS 'Mendingin', Wall Street Ijo Royo-royo


(mae/mae)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading