Market Commentary

IHSG Loyo Lagi, 4 Saham Big Cap Ini Jadi Pemberatnya

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
15 March 2023 15:39
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada perdagangan Rabu (15/3/2023), setelah sebelumnya sempat menguat pada perdagangan sesi I hari ini.

IHSG ditutup melemah 0,21% ke posisi 6.628,137. IHSG pada hari ini bergerak direntang harga Rp 6.628,137 - 6.709,86.

Terpantau empat saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) menjadi pemberat laju pergerakan indeks pada akhir perdagangan hari ini.

Berikut saham-saham yang menjadi pemberat (laggard) IHSG hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Semen IndonesiaSMGR-3,096.175-6,08%
Indocement Tunggal PrakarsaINTP-2,9710.250-6,82%
Indofood CBP Sukses MakmurICBP-1,659.325-3,37%
Unilever IndonesiaUNVR-1,424.100-2,61%

Sumber: Refinitiv

Dua saham emiten industri dasar produsen semen menjadi pemberat IHSG pada akhir perdagangan hari ini. Adapun kedua saham tersebut yakni PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) dan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP).

Saham SMGR memberatkan IHSG mencapai 3,09 indeks poin. Bahkan, saham SMGR nyaris menyentuh auto reject bawah (ARB).

Sedangkan saham INTP memberatkan indeks sebesar 2,97 indeks poin. Nasib saham INTP pun lebih 'apes' ketimbang saham SMGR, di mana saham INTP sudah menyentuh ARB.

Untuk saham SMGR, kinerja keuangannya pada tahun 2022 terbilang cukup baik, di mana laba bersih SMGR di 2022 naik 15,5% menjadi Rp 2,36 triliun. Meski laba naik, tetapi pendapatan SMRG turun 0,8% menjadi Rp 36,38 triliun pada 2022.

Sedangkan di saham INTP, belum diketahui secara jelas mengapa sahamnya ambles dan menyentuh ARB, selain karena aksi jual investor.

Selain itu, ada dua saham emiten konsumer yakni PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR), di mana keduanya memberatkan IHSG masing-masing 1,65 indeks poin dan 1,42 indeks poin.

IHSG kembali melemah mulai dari sesi II, setelah kemarin sempat anjlok lebih dari 2%. Krisis Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS) masih menjadi perhatian pasar hingga saat ini.

Selain itu, koreksi IHSG terjadi setelah dirilisnya data neraca perdagangan RI pada periode Februari 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia tetap mengalami surplus pada Februari 2023.

Surplus tercatat sebesar US$5,48 miliar. Surplus ini disebabkan ekspor yang lebih tinggi yakni US$ 21.40 miliar, sementara itu impor hanya US$ 15,92 miliar.

Surplus tersebut tercatat lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya sebesar US$ 3,87 miliar.

Angka surplus ini berada di atas konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia dari 12 lembaga. Konsensus ekonom memperkirakan surplus neraca perdagangan pada Februari 2023 sebesar US$ 3,2 miliar.

Surplus Februari ini sekaligus memantapkan rekor surplus 34 bulan beruntun sejak Mei 2021.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Loyo, GOTO dan 3 Raksasa Batu Bara Jadi Beban

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular