Saham Batu Bara Ramai-ramai Bangkit, Bakal Bertahan Lama?
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara secara mayoritas berhasil menguat pada perdagangan sesi I Selasa (30/5/2023), meski perdagangan batu bara acuan dunia tidak dibuka karena Amerika Serikat (AS) libur dalam rangka Hari Memorial.
Per pukul 10:10 WIB, dari 20 saham batu bara RI, 15 saham terpantau menguat, dua saham cenderung stagnan, dan tiga saham terpantau melemah.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Harum Energy | HRUM | 1.350 | 3,45% |
Delta Dunia Makmur | DOID | 310 | 2,65% |
ABM Investama | ABMM | 2.810 | 2,55% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2.130 | 2,90% |
Bumi Resources | BUMI | 102 | 2,00% |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 5.875 | 1,73% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 23.350 | 1,63% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 780 | 1,30% |
TBS Energi Utama | TOBA | 380 | 1,06% |
Bukit Asam | PTBA | 2.990 | 1,01% |
Bayan Resources | BYAN | 17.400 | 0,72% |
Atlas Resources | ARII | 150 | 0,67% |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 3.700 | 0,54% |
Indika Energy | INDY | 1.765 | 0,28% |
United Tractors | UNTR | 22.900 | 0,11% |
MNC Energy Invesment | IATA | 67 | 0,00% |
Alfa Energi Investama | FIRE | 68 | 0,00% |
Prima Andalan Mandiri | MCOL | 4.880 | -0,20% |
Golden Eagle Energy | SMMT | 650 | -0,76% |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 53 | -3,64% |
Sumber: RTI
Saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) menjadi saham batu bara yang paling besar penguatannya pada pagi hari ini, yakni melonjak 3,45% ke posisi Rp 1.350/saham.
Tak hanya saham HRUM, saham raksasa batu bara lainnya juga terpantau bergairah pada perdagangan sesi I hari ini.
Namun, untuk saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) terpantau ambles 3,64% menjadi Rp 53/saham.
Cerahnya saham batu bara pada sesi I hari ini terjadi setelah beberapa hari terakhir terkoreksi, sehingga investor sudah mulai kembali melirik saham batu bara meski dari harga batu bara dunia masih cenderung lesu.
Perdagangan batu bara acuan dunia pada Senin kemarin tidak dibuka karena Amerika Serikat (AS) libur dalam rangka Hari Memorial.
Namun pada pekan lalu, harga batu bara jeblok 11,74%. Artinya harga batu bara sudah melemah dalam lima pekan beruntun hingga pekan lalu.
Penurunan 11,74% juga menjadi yang terburuk sejak 3 Februari 2023 atau 16 pekan terakhir. Harga penutupan pada Jumat kemarin juga berada di level terendahnya sejak awal November 2021 atau 29 bulan terakhir.
Bila dihitung sejak awal tahun maka harga batu bara sudah ambles 63,9%.
Cuaca di Eropa dan Asia yang mulai bersahabat kembali, harga gas yang semakin terjangkau, dan lesunya permintaan di Eropa menjadi penyebab masih lesunya harga batu bara dunia hingga pekan lalu.
Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya akan saling memperngaruhi.
Murahnya harga gas serta lemahnya permintaan batu bara bahkan membuat trader batu bara mulai berencana untuk mengobral batu bara yang sudah mereka stok kepada penjual Asia.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)