Market Commentary

Saham Batu Bara Ramai-ramai Bangkit, Bakal Bertahan Lama?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
30 May 2023 10:37
Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Kapal tongkang Batu Bara (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara secara mayoritas berhasil menguat pada perdagangan sesi I Selasa (30/5/2023), meski perdagangan batu bara acuan dunia tidak dibuka karena Amerika Serikat (AS) libur dalam rangka Hari Memorial.

Per pukul 10:10 WIB, dari 20 saham batu bara RI, 15 saham terpantau menguat, dua saham cenderung stagnan, dan tiga saham terpantau melemah.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Harum EnergyHRUM1.3503,45%
Delta Dunia MakmurDOID3102,65%
ABM InvestamaABMM2.8102,55%
Adaro Energy IndonesiaADRO2.1302,90%
Bumi ResourcesBUMI1022,00%
Mitrabara AdiperdanaMBAP5.8751,73%
Indo Tambangraya MegahITMG23.3501,63%
Adaro Minerals IndonesiaADMR7801,30%
TBS Energi UtamaTOBA3801,06%
Bukit AsamPTBA2.9901,01%
Bayan ResourcesBYAN17.4000,72%
Atlas ResourcesARII1500,67%
Baramulti SuksessaranaBSSR3.7000,54%
Indika EnergyINDY1.7650,28%
United TractorsUNTR22.9000,11%
MNC Energy InvesmentIATA670,00%
Alfa Energi InvestamaFIRE680,00%
Prima Andalan MandiriMCOL4.880-0,20%
Golden Eagle EnergySMMT650-0,76%
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS53-3,64%

Sumber: RTI

Saham PT Harum Energy Tbk (HRUM) menjadi saham batu bara yang paling besar penguatannya pada pagi hari ini, yakni melonjak 3,45% ke posisi Rp 1.350/saham.

Tak hanya saham HRUM, saham raksasa batu bara lainnya juga terpantau bergairah pada perdagangan sesi I hari ini.

Namun, untuk saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) terpantau ambles 3,64% menjadi Rp 53/saham.

Cerahnya saham batu bara pada sesi I hari ini terjadi setelah beberapa hari terakhir terkoreksi, sehingga investor sudah mulai kembali melirik saham batu bara meski dari harga batu bara dunia masih cenderung lesu.

Perdagangan batu bara acuan dunia pada Senin kemarin tidak dibuka karena Amerika Serikat (AS) libur dalam rangka Hari Memorial.

Namun pada pekan lalu, harga batu bara jeblok 11,74%. Artinya harga batu bara sudah melemah dalam lima pekan beruntun hingga pekan lalu.

Penurunan 11,74% juga menjadi yang terburuk sejak 3 Februari 2023 atau 16 pekan terakhir. Harga penutupan pada Jumat kemarin juga berada di level terendahnya sejak awal November 2021 atau 29 bulan terakhir.

Bila dihitung sejak awal tahun maka harga batu bara sudah ambles 63,9%.

Cuaca di Eropa dan Asia yang mulai bersahabat kembali, harga gas yang semakin terjangkau, dan lesunya permintaan di Eropa menjadi penyebab masih lesunya harga batu bara dunia hingga pekan lalu.

Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya akan saling memperngaruhi.

Murahnya harga gas serta lemahnya permintaan batu bara bahkan membuat trader batu bara mulai berencana untuk mengobral batu bara yang sudah mereka stok kepada penjual Asia.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Masih Labil, Tapi 13 Sahamnya di RI Cerah

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular