Market Commentary

H-1 Libur Lebaran, 20 Saham Batu Bara RI Tebar Cuan Gede

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
18 April 2023 10:18
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten batu bara secara mayoritas menghijau pada perdagangan sesi I Selasa (18/4/2023) atau diperdagangan terakhir sebelum libur Lebaran 2023, di tengah menguatnya kembali harga batu bara acuan dunia.

Per pukul 09:58 WIB, dari 20 saham batu bara di RI, 16 saham menguat, dua saham cenderung stagnan, dan dua saham terpantau melemah.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Adaro Energy IndonesiaADRO2.9804,20%
Golden Eagle EnergySMMT6953,73%
Indo Tambangraya MegahITMG33.4253,64%
Adaro Minerals IndonesiaADMR1.1053,27%
Bukit AsamPTBA4.0402,28%
Bumi ResourcesBUMI1221,67%
United TractorsUNTR30.9751,56%
Indika EnergyINDY2.7101,50%
MNC Energy InvestmentIATA741,37%
Harum EnergyHRUM1.5201,33%
Mitrabara AdiperdanaMBAP6.3250,80%
Prima Andalan MandiriMCOL7.0000,72%
Delta Dunia MakmurDOID3120,65%
TBS Energi UtamaTOBA4580,44%
ABM InvestamaABMM3.2200,31%
Baramulti SuksessaranaBSSR4.0000,25%
Bayan ResourcesBYAN20.5000,00%
Alfa Energi InvestamaFIRE840,00%
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS59-1,67%
Atlas ResourcesARII200-1,96%

Sumber: RTI

Saham PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) menjadi yang paling besar penguatannya pada pagi hari ini, yakni melonjak 4,2% ke posisi harga Rp 2.980/saham.

Sedangkan, saham raksasa batu bara secara mayoritas menguat. Hanya saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang cenderung stagnan pada sesi I hari ini.

Namun, untuk saham PT Borneo Olah Sarana Sukses Tbk (BOSS) dan saham PT Atlas Resources Tbk (ARII) terpantau ambles lebih dari 1% pada sesi I hari ini.

Cerahnya saham batu bara di RI pada hari ini terjadi jelang libur Lebaran Idul Fitri 1444 H atau tahun 2023 yang tinggal menghitung hari. Selain itu, positifnya saham batu bara juga terjadi di tengah cerahnya kembali harga batu bara acuan dunia.

Harga batu bara naik tipis pada perdagangan hari pertama pekan ini. Pada Senin kemarin, harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup melesat 1,1% di posisi US$ 183 per ton.

Penguatan kemarin memutus tren negatif harga batu bara yang ambruk pada tiga perdagangan hari sebelumnya.

Kenaikan harga batu bara terutama disuntik sentimen positif dari China serta meningkatnya permintaan untuk musim panas dari sejumlah negara.

Faktor libur panjang Lebaran di Indonesia juga ikut mendongkrak harga.

Aktivitas manufaktur China diharapkan sudah mulai menggeliat. Kondisi ini diharapkan ikut mendongrak permintaan batu bara.

Kantor Kepabeanan China melaporkan impor batu bara China pada kuartal I-2023 mencapai 101,8 juta, melonjak 96% dibandingkan periode yang sama.

Selama Maret saja, impor batu bara China menembus 41,17 juta ton, melesat 151%. Jumlah tersebut adalah yang tertinggi sejak Januari 2020 atau pra-pandemi.

Lonjakan impor disebabkan oleh meningkatnya permintaan, terutama ke Australia. Setelah embargo impor dibuka, pengusaha Tiongkok ramai-ramai membeli batu bara dari Australia.

Pembukaan perbatasan serta pelonggaran kebijakan Covid-19 juga membuat permintaan naik.

Di lain sisi, India merupakan salah satu negara yang akan segera menghadapi musim panas dalam waktu dekat.

India sudah mengimpor besar-besaran batu bara pada Februari 2023. India sudah mengimpor batu bara sebanyak 2,2 juta ton atau naik 25% secara bulanan (month-to-month/mtm) pada Februari lalu.

Tak hanya itu, momentum libur panjang Lebaran Idul Fitri 1444 H juga turut mempengaruhi pergerakan harga batu bara.

Libur Lebaran Indonesia akan berlangsung pada 19-25 April 2023.

Selain terbatasnya aktivitas pertambangan, libur panjang juga akan mempengaruhi transaksi serta bongkar muat di pelabuhan.

Indonesia merupakan eksportir terbesar batu bara thermal di dunia sehingga perkembangan produksi di Tanah Air akan mempengaruhi harga batu bara dunia.

Data MODI Kementerian ESDM menunjukkan produksi batu bara mencapai 196,3 juta ton hingga 17 April 2023.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Loyo, 13 Saham RI Ini Ikutan Ambles

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular