
Harga Batu Bara Masih Labil, Tapi 13 Sahamnya di RI Cerah

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten batu bara terpantau menguat pada perdagangan sesi I Kamis (6/4/2023),di tengah masih tingginya volatilitas harga batu bara acuan dunia.
Per pukul 09:39 WIB, dari 20 saham batu bara di RI, 13 saham menguat, dua saham cenderung stagnan, dan lima saham melemah.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Golden Eagle Energy | SMMT | 765 | 2,68% |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 6.350 | 2,42% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 1.200 | 1,69% |
Delta Dunia Makmur | DOID | 312 | 1,30% |
Prima Andalan Mandiri | MCOL | 6.575 | 1,15% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 41.350 | 1,10% |
Harum Energy | HRUM | 1.565 | 0,97% |
Atlas Resources | ARII | 220 | 0,92% |
United Tractors | UNTR | 30.025 | 0,76% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 3.080 | 0,65% |
ABM Investama | ABMM | 3.300 | 0,30% |
Bukit Asam | PTBA | 4.080 | 0,25% |
Bayan Resources | BYAN | 21.700 | 0,23% |
MNC Energy Investment | IATA | 83 | 0,00% |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 66 | 0,00% |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 4.040 | -0,25% |
TBS Energi Utama | TOBA | 498 | -0,40% |
Bumi Resources | BUMI | 131 | -0,76% |
Indika Energy | INDY | 2.540 | -0,78% |
Alfa Energi Investama | FIRE | 85 | -4,49% |
Sumber: RTI
Saham PT Golden Eagles Energy Tbk (SMMT) menjadi yang paling besar penguatannya pada pagi hari ini, yakni melonjak 2,68% ke posisi harga Rp 765/saham.
Sedangkan, saham raksasa batu bara secara mayoritas menguat. Hanya saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dan saham PT Indika Energy Tbk (INDY) yang sudah melemah pada pagi hari ini.
Harga batu bara masih bergerak volatil pada pekan ini. Pada perdagangan Rabu kemarin, harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup melonjak 2,37% di posisi US$ 209,5 per ton.
Penguatan harga batu bara kemarin menjadi pembalikan arah setelah pasir hitam sempat tumbang 3,47% pada Selasa lalu.
Dalam sepekan terakhir atau lima hari perdagangan terakhir, harga batu bara naik sebanyak tiga hari tetapi turun dua hari.
Harga batu bara sempat jeblok pada Februari hingga awal Maret sehingga harganya jatuh ke bawah US$ 200 per ton sejak 27 Februari 2023.
Harganya kembali naik ke level US$ 200 pada Senin pekan ini.
Labilnya pergerakan harga batu bara disebabkan oleh sikap wait and see pembeli terhadap kondisi China, prakiraan cuaca Eropa, keputusan OPEC+, hingga harga gas.
Kenaikan harga batu bara kemarin masih ditopang oleh mulai meningkatnya permintaan China serta dampak keputusan OPEC+ yang memangkas produksi minyak.
Seperti diketahui, Tiongkok diperkirakan mengimpor batu bara sebanyak 26,82 juta ton pada Maret 2023, tertinggi sejak Januari 2017.
Jumlah tersebut melonjak 41% dibandingkan bulan sebelumnya dan melesat 70% dibandingkan Maret 2022.
Impor China diharapkan terus meningkat sejalan dengan dibukanya kembali perbatasan serta pelonggaran kebijakan Covid-19.
Namun, pelaku pasar masih menunggu laju industri baja Tiongkok. Selama industri tersebut belum melonjak maka permintaan batu bara kokas tidak akan melesat.
Sementara itu, keputusan negara eksportir minyak OPEC+, Arab Saudi, dan Rusia yang memangkas produksi minyak dikhawatirkan akan membuat pasokan energi fosil menurun.
Batu bara yang merupakan sumber energi alternatifpun harganya ikut naik.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
Next Article Harga Batu Bara Loyo, 13 Saham RI Ini Ikutan Ambles
