
Sudah 2 Hari Beruntun Saham IMAS Sentuh ARB, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten otomotif yakni PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) terpantau kembali ambles pada perdagangan sesi I Senin (29/5/2023).
Hingga penutupan perdagangan sesi I atau pukul 12:00 WIB, saham IMAS ambles 6,96% ke posisi harga Rp 2.140/unit. Pada sesi I hari ini, saham IMAS bergerak di rentang harga Rp 2.140 - Rp 2.200 per saham.
Saham IMAS sudah ditransaksikan sebanyak 685 kali dengan volume sebesar 3,94 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 8,46 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 8,55 triliun.
Hingga pukul 12:00 WIB, di order offer atau jual, terdapat 66.190 lot antrian di harga Rp 2.140/unit atau sekitar Rp 14,2 miliar, sekaligus menjadi antrean jual terbanyak pada sesi I hari ini.
Sementara di order bid atau beli, belum ada antrean yang tertera kembali, menandakan bahwa saham IMAS sudah menyentuh ARB.
Sebelumnya pada perdagangan Jumat pekan lalu, saham IMAS juga sempat ambles dan menyentuh ARB. Diketahui, saham IMAS sudah terkoreksi parah selama tiga hari beruntun. Dalam periode perdagangan tersebut, saham IMAS sudah terkoreksi 13,36%.
Belum diketahui secara pasti penyebab koreksi saham IMAS. Tetapi koreksi pada hari ini masih terbilang wajar, karena sepanjang tahun ini, saham IMAS masih meroket 145,98%.
Kenaikan harga saham yang tinggi cenderung membuat pelaku pasar melakukan aksi profit taking dalam jangka pendek.
Secara kinerja keuangan, pada kuartal I-2023, IMAS membukukan laba bersih Rp241 miliar, meningkat 95% dibandingkan dibandingkan kuartal 1-2022 sebesar Rp124 miliar.
Sementara pendapatan sebesar Rp7,22 triliun, naik 13,9% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp6,34 triliun.
Sebagai informasi juga, IMAS secara resmi sudah mengakuisisi kepemilikan Mercedez Benz Indonesia bersama Inchcape Motors Private Limited. Aksi akuisisi ini diharapkan memberikan pendapatan yang lebih optimal pada IMAS dan memperkuat posisi Mercedez Benz di Indonesia.
Namun, kabar dari akuisisi tersebut sudah cenderung price in, di mana pergerakan harga pasar sudah mencerminkan sentimen yang terjadi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kena Aksi Profit Taking, Saham IMAS Ambles 6% Lebih
