Newsletter

Investor Awas! Tragedi Amerika 12 Tahun Lalu Bisa Terulang

Putra, CNBC Indonesia
26 May 2023 05:58
Nvidia
Foto: Nvidia (REUTERS/Robert Galbraith)

Lonjakan Nasdaq Composite di tengah ramai-ramai lonjakan saham Nvidia mungkin bisa meredakan ketegangan pasar sejenak. Namun, isu negosiasi plafon utang AS masih akan menjadi perhatian pelaku pasar.

Melansir Reuters, Kamis (25/5), perundingan antara Gedung Putih dan perwakilan Partai Republik soal peningkatan plafon utang membuat kemajuan, kata Ketua DPR AS asal Partai Republik Kevin McCarthy kepada wartawan pada Kamis waktu AS.

Anggota parlemen California ini mengatakan pada hari Rabu setelah pertemuan selama empat jam antara perunding yang dipilihnya dan Presiden Joe Biden bahwa kesepakatan masih memungkinkan sebelum bulan Juni. Sebelumnya, Menteri Keuangan AS Janet Yellen telah memperingatkan bahwa AS bisa kehabisan uang untuk membayar tagihan-tagihannya paling cepat setelah 1 Juni.

"Saya masih berpikir kita punya waktu untuk mencapai kesepakatan, dan melakukannya," kata McCarthy setelah pertemuan berakhir.

Beberapa jam kemudian, Fitch Ratings menempatkan peringkat kredit AAA AS dalam status peringatan atau pengawasan negatif, tanda ketidakpastian yang semakin meningkat mengenai kemampuan negara tersebut untuk menghindari default yang belum pernah terjadi sebelumnya.

AS mengalami penurunan peringkat selama kekacauan serupa 12 tahun silam. Pada 8 Agustus 2011, lembaga pemeringkat Standard & Poor's menurunkan rating utang AS untuk pertama kalinya dalam sejarah. Hal tersebut membuat indeks S&P 500 anjlok hingga 6,5%, dan berada dalam tren penurunan dalam waktu yang lama.

IHSG pun kena getahnya, pada 9 Agustus 2011 mengalami kemerosotan hingga 3%, dan terus menurun hingga nyaris 2 bulan lamanya. Selama periode tersebut kemerosotan IHSG tercatat lebih dari 13%.

Fitch masih mengharapkan adanya penyelesaian terhadap batas utang sebelum "tanggal X" atau x-date pada tanggal 1 Juni.

Perusahaan pemeringkat lainnya, DBRS Morningstar, juga mengambil tindakan serupa pada Kamis dengan menempatkan peringkat AAA AS "dalam tinjauan dengan implikasi negatif," sambil tetap mengantisipasi tindakan Kongres tepat waktu.

Juru bicara Gedung Putih mengatakan pada Rabu malam waktu AS bahwa laporan dari Fitch menunjukkan urgensi mencapai penyelesaian yang cepat terhadap situasi pagu utang.

Dan juru bicara Departemen Keuangan AS, Lily Adams, mengatakan dalam pernyataan bahwa "peringatan malam ini menegaskan perlunya tindakan bipartisan yang cepat oleh Kongres untuk menaikkan atau menunda batas utang dan menghindari krisis bagi ekonomi kita."

Di Capitol Hill, Wakil Pemimpin Fraksi Partai Demokrat Katherine Clark menyalahkan "penyanderaan" akibat menunda deal negosiasi oleh Partai Republik yang mengancam peringkat kredit AS.

"Bahkan peringatan peringkat akan menyebabkan masalah ekonomi," kata dia kepada wartawan di Capitol pada Rabu malam. "Ini adalah awalnya," imbuhnya.

Jika terjadi gagal bayar, para ekonom menyebabkan hal tersebut bisa memicu resesi di AS, banyak orang kehilangan pekerjaan dan borrowing cost atau biaya pembiayaan serta suku bunga pinjaman akan meningkat cukup tajam.

Selain berdampak pada ekonomi negeri sendiri, apabila AS benar default (bangkrut) untuk kali pertama dalam sejarah, hal tersebut akan mempengaruhi ekonomi dunia.

Sebagai contoh, mengutip APNews (22/5), pesanan untuk pabrik China yang menjual barang elektronik ke Amerika Serikat bisa menyusut tajam. Investor Swiss yang memiliki obligasi pemerintah AS (US Treasury) akan menderita kerugian. Perusahaan-perusahaan Sri Lanka tidak dapat lagi menggunakan dolar sebagai alternatif mata uang mereka sendiri.

Di samping soal plafon utang, pada Jumat malam waktu Indonesia, akan ada rilis dari Biro Analisis Ekonomi (BEA) AS soal indeks belanja konsumsi perorangan (Personal Consumption Expenditures/PCE) inti per April, yang menjadi acuan inflasi favorit The Fed.

Rilis tersebut menjadi agenda penting pekan depan lantaran data PCE inti akan turut mempengaruhi kemungkinan kenaikan (atau penundaan) suku bunga pada rapat tengah Juni.

Indeks PCE kemungkinan naik 0,2% bulan lalu, meningkat dari kenaikan 0,1% pada Maret. Secara tahunan, PCE kemungkinan naik 4,1%, pada laju paling lambat sejak Mei 2021 dan dibandingkan dengan kenaikan 4,2% pada Maret.

Adapun, PCE inti, yang tidak termasuk item makanan dan energi yang sifatnya volatil, diproyeksikan naik 0,3% dari Maret, dan 4,6% secara tahunan.

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular