Harga CPO Menguat 1%, Semoga Gak Longsor Lagi

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
Rabu, 24/05/2023 09:30 WIB
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali menguat di sesi awal perdagangan Rabu (24/5/2023).

Penguatan memutus pelemahan harga CPO dua hari beruntun sejak awal pekan.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau menguat 1,1% ke posisi MYR 3.415 per ton pada pukul 08:43 WIB. Lesunya harga akhir-akhir ini membawanya kembali turun ke level 3.400-an padahal harganya sempat nenjak ke level 3.600-an pada perdagangan 10 Mei.


Pada perdagangan Selasa (23/5/2023) harga CPO kembali ditutup ambrol 1,46% ke posisi MYR 3.378 per ton. Penutupan pada perdagangan kemarin sekaligus mencatatkan level terendahnya sejak 28 April.

Secara bulanan penguatan CPO terpangkas menjadi 1,2% namun masih mengalami koreksi tajam 19,07% secara tahunan.

 

Menguatnya harga CPO justru terjadi di tengah sentimen negatif karena permintaan yang lebih lambat dan ekspektasi produksi yang lebih tinggi membebani pasar.


Pemulihan produksi Malaysia juga menambah tekanan kepada pasar. Sementara itu, investor tengah menunggu perkiraan industri untuk menentukan sejauh mana pertumbuhan output.

Dari sisi ekspor produk minyak sawit Malaysia, surveyor kargo Intertek Testing Services untuk periode 1-20 Mei naik 1,6% dari bulan yang sama sebelumnya.

Sementara, Surveyor kargo lainnya, Amspec Agri Malaysia, mengatakan ekspor naik 2,9%. Angka ini lebih lambat dari kenaikan 4% -5,2% pada periode 1-15 Mei.

Pialang UOB KayHian mengatakan harga minyak sawit mentah dapat melanjutkan tren naik begitu pasar menyadari bahwa pasokan minyak sawit akan ketat memasuki paruh kedua tahun ini dan bahkan hingga 2024.

"Berdasarkan pemeriksaan lapangan kami baru-baru ini, pohon kelapa sawit 'sangat sakit' setelah tiga peristiwa La Nina, kurang subur selama 3-4 tahun terakhir dan mengalami pengelolaan pertanian yang buruk," kata UOB KayHian dalam catatannya.

Impor minyak sawit India pada Mei ditetapkan turun ke level terendah dalam 27 bulan. Hal ini didorong oleh harga premium langka minyak nabati lainnya mendorong pembeli untuk membatalkan kargo dan menggantinya dengan minyak kedelai dan minyak bunga matahari, kata dealer dan surveyor kargo.

Dari sisi minyak singannya kontrak soyoil paling aktif Dalian DBYcv1 turun 0,6%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 0,4%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 1,2%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Turunnya harga minyak saingannya tentunya turut membuat harga CPO sulit untuk nanjak.

Menurut analis teknikal Wong Tao yang dikutip Reuters, pada perdagangan hari ini harga CPO dapat menguji level support MYR 3.451 per ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju kisaran MYR 3.389 per ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(aum/aum)