Green Economic Forum 2023

Tantangan Industri Batu Bara Menuju Nol Emisi Karbon

Putra, CNBC Indonesia
24 May 2023 06:15
Adaro
Foto: REUTERS/Beawiharta/File Photo

Bila melihat data produksi sepanjang sejarah, ternyata produksi batu bara RI pada 2022 ini mencapai rekor tertinggi sepanjang sejarah.
Produksi batu bara pada 2022 ini telah melampaui rekor produksi batu bara tertinggi sebelumnya yang terjadi pada 2019 lalu. Pada 2019 lalu, produksi batu bara RI tercatat mencapai 616,2 juta ton. Lalu di bawahnya terjadi pada 2021 di mana produksi batu bara RI tercatat sebesar 614 juta ton.

Kementerian ESDM menetapkan target produksi batu bara pada 2023 sebesar 694 juta ton, naik nyaris 5% dari tahun sebelumnya yang mencapai 663 juta ton.

Sementara itu Proyeksi permintaan batu bara dari sektor kelistrikan (PLN dan IPP) juga diprediksi naik signifikan sepanjang 2023 menjadi 161,15 juta ton dari perkiraan 115 juta ton untuk tahun 2022. Selain itu, permintaan dari industri semen dan pupuk juga diperkirakan akan meningkat pada tahun 2023.

Survei S&P Global Commodity Insights menyebut bahwa penambang di Indonesia akan meningkatkan produksi dengan lebih banyak batu bara kalori rendah hingga menengah, karena peningkatan permintaan domestik dengan ekspektasi rebound di sektor industri dan perumahan.

Strategi Pemain Batu Bara

Direktur PT Bayan Resources Tbk. (BYAN), Alexander Ery Wibowo mengungkapkan, jika transisi energi benar-benar berakhir, dan komoditas batu bara sudah tidak dilirik, kemungkinan banyak yang beralih ke petrochemical.

"Masa depan industri batu bara setelah transisi energi berakhir sulit dijawab, tapi kelihatan saat ini bisa jadi industri petrochemical, ini yang terjadi di bidang pertambangan, batu bara," jelas Alexander dalam Green Economic Forum 2023, Senin, (22/5/2023).

Untuk itu lanjutnya perlu kolaborasi yang dilakukan perusahaan batu bara untuk mencari bentuk bisnis yang memungkinkan, ketika batu bara tidak lagi diperlukan untuk sumber daya.

Perusahaan di industri batu bara sendiri lanjutnya tetap berkomitmen mendorong program pemerintah menuju net zero emission 2060, meskipun status batu bara masih menjadi tulang punggung di beberapa negara.

Menurut Alexander batu bara masih sangat dibutuhkan di beberapa negara dan telah menjadi backbone di Asia seperti di Indonesia, Filipina, Cina, dan India.

Dengan fungsinya sebagai sumber energi listrik dan energi lainnya, tentunya penggunaan baru bara belum bisa sepenuhnya dihilangkan. Terlebih batu bara menjadi komoditas andalan, khususnya di Indonesia.

"Butuh waktu sesuai teknologi dan investasi secara keekonomisan. Kami percaya nanti akan ada perkembangan teknologi yang bisa tercapai karena periode jauh, kesempatan tetap ada, tapi pelaku penambang harus bisa kelola sebaik mungkin untuk melakukan green ekonomi," terangnya.

Pada tengah tahun lalu, PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), misalnya juga mengaku bakal beradaptasi atas perubahan yang terjadi dengan mulai melirik bisnis energi baru terbarukan (EBT).

"Untuk proyek EBT, saat ini Adaro Power sedang dalam proses mengikuti tender PLTBayu 70MW di Kalimantan, dan kami juga menjadi salah satu dari dua konsorsium yg lolos kualifikasi utk tender PLT Sampah Jawa Barat," terang Nadira.

ADRO melalui anak usahanya, Adaro Power, memang tengah mengawal proyek green energy. Selain PLTBayu, sejak awal tahun 2021, Adaro Power telah membangun dan mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap 130 kWp.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular