Newsletter

Perhatian! Ada Pengumuman Suku Bunga BI & The Fed Pekan Ini

Putra, CNBC Indonesia
22 May 2023 06:00
BI
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Dari dalam negeri Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) pada 24-25 Mei 2023 menjadi yang akan ditunggu-tunggu investor.

Sejauh ini, ekonom memproyeksikan BI akan kembali menahan suku bunga di level 5,75% pada pengumuman RDG Kamis, 25 Mei.

BI telah mempertahankan suku bunga kebijakan sejak kenaikan suku bunga terakhirnya pada Januari lalu dan berulang kali mengatakan kenaikan suku bunga acuan, dengan total 225 basis poin sejak tahun lalu, cukup untuk mengarahkan inflasi kembali ke target pada paruh kedua 2023.

Namun, Deputi Gubernur BI Juda Agung menyebut, masih terlalu dini bagi BI untuk mempertimbangkan pemangkasan suku bunga, bahkan ketika inflasi sudah mulai melandai.

"Masih terlalu dini untuk mengatakan kapan kami [BI] akan memangkas [suku bunga]. Ya, inflasi inti bahkan sudah lebih rendah dari 3%. Tapi tentu saja masih ada beberapa risiko," kata Juda Agung kepada Reuters (15/5) di sela-sela konferensi yang diselenggarakan bersama oleh bank sentral Filipina dan Dana Moneter Internasional (IMF).

Seiring pasar mengharapkan The Fed akan menghentikan siklus pengetatan kebijakan moneter dan inflasi Indonesia mendingin tepat di atas kisaran target BI 2% hingga 4%, beberapa analis memperkirakan bank sentral RI tersebut mulai mempertimbangkan pelonggaran kebijakan moneter dalam beberapa bulan mendatang.

Inflasi headline Indonesia, yang memuncak di angka 5,95% pada September 2022 di tengah kenaikan harga komoditas global, turun menjadi 4,33% bulan lalu. Inflasi inti tetap di bawah 3% sejak Maret.

Sementara, dari eksternal, pasar masih akan kembali melihat AS untuk mencari petunjuk teranyar.

Pada Kamis dini hari waktu Indonesia atau Rabu waktu AS, The Fed akan merilis risalah rapat FOMC pada bulan lalu. Risalah ini akan menjadi bahan untuk dicerna investor demi mendapatkan insight soal kebijakan suku bunga dalam rapat mendatang.

Sementara, pada Jumat malam waktu Indonesia, akan ada rilis dari Biro Analisis Ekonomi (BEA) AS soal indeks belanja konsumsi perorangan (Personal Consumption Expenditures/PCE) inti per April, yang menjadi acuan inflasi favorit The Fed.

Rilis tersebut menjadi agenda penting pekan depan lantaran data PCE inti akan turut mempengaruhi kemungkinan kenaikan (atau penundaan) suku bunga pada rapat tengah Juni.

Indeks PCE kemungkinan naik 0,2% bulan lalu, meningkat dari kenaikan 0,1% pada Maret. Secara tahunan, PCE kemungkinan naik 4,1%, pada laju paling lambat sejak Mei 2021 dan dibandingkan dengan kenaikan 4,2% pada Maret.

Adapun, PCE inti, yang tidak termasuk item makanan dan energi yang sifatnya volatil, diproyeksikan naik 0,3% dari Maret, dan 4,6% secara tahunan.

Masalah plafon utang juga masih akan menjadi sentimen pasar pekan depan. Jika pagu utang dilanggar atau dicabut, Wall Street berpotensi akan kembali volatil.

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular