Newsletter

Perhatian! Ada Pengumuman Suku Bunga BI & The Fed Pekan Ini

Putra, CNBC Indonesia
22 May 2023 06:00
Financial Markets Wall Street
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Bursa saham AS alias Wall Street kompak memerah pada perdagangan Jumat (19/5) waktu setempat seiring negosiasi plafon utang AS berjalan alot.

Indeks Dow Jones turun 0,33%, S&P 500 indeks melemah 0,14%, dan Nasdaq terkoreksi 0,24%.

Kendati memerah pada Jumat, ketiga indeks utama tersebut menguat dalam sepekan. Dow Jones naik 0,23% selama pekan lalu, S&P 500 melompat 1,35%, dan Nasdaq melesat 2,37%, seiring data ekonomi positif dan musim rilis laporan keuangan kuartal I yang lebih baik dari perkiraan.

Laporan awal bahwa negosiasi pagu utang AS telah menemui jalan buntu mengguncang pasar pada Jumat. Ini terjadi bahkan ketika investor mencermati pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell dalam diskusi panel untuk mencari petunjuk mengenai keputusan suku bunga pada rapat FOMC bulan depan.

"Semua mata tertuju pada Washington dan investor tetap fokus pada plafon utang," kata David Carter, spesialis investasi di JPMorgan Private Bank di New York, dikutip Reuters (20/5).

"Ini seperti menonton kebuntuan nuklir dan berharap orang lain tidak cukup gila untuk menekan tombolnya," ujarnya.

Dalam sambutannya, Powell mengatakan bahwa ketidakpastian seputar dampak lagging dari kenaikan suku bunga di masa lalu dan pengetatan kredit bank baru-baru ini membuat tidak jelas apakah diperlukan lebih banyak pengetatan moneter ke depan.

"Investor mencoba untuk lebih memahami jika pinjaman bank yang lebih ketat karena krisis bank regional akan memungkinkan Fed untuk setidaknya menghentikan kenaikan suku bunga di masa depan," tambah Carter.

"Ini adalah wilayah baru dan (belum) jelas apakah Fed akan mengizinkan pinjaman bank yang lebih ketat untuk menggantikan kebijakan moneter yang lebih ketat," jelas Carter.

Menambah volatilitas pasar selama pekan lalu, Menteri Keuangan Janet Yellen mengatakan kepada CEO bank bahwa lebih banyak merger mungkin diperlukan untuk menghentikan krisis likuiditas perbankan, menurut CNN.

(trp/trp)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular