Rebutan Pasokan Jelang Lebaran, Harga CPO pun Nanjak

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
06 April 2023 09:46
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali mengalami kenaikan di sesi awal perdagangan Kamis (6/4/2023). Penguatan sekaligus mematahkan koreksi tajam pada perdagangan kemarin.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau naik 0,67% ke posisi MYR 3.894 per ton pada pukul 09:10 WIB.

Meskipun sempat mengalami koreksi, kinerja CPO masih positif dan membawa harganya ke zona 3.800-an setelah sempat jatuh ke 3.500 pada 24 Maret lalu.

Pada perdagangan kemarin, Rabu (5/4/2023) harga CPO ditutup terkoreksi 2,47% ke posisi MYR 3.868 per ton. Dalam sepekan penguatan CPO terpangkas menjadi 2,84%, namun masih mengalami koreksi dalam sebesar 7,33% secara tahunan.

 

Menguatnya harga CPO terjadi di tengah stok yang tengah menyusut. Harga CPO juga diperkirakan akan pulih, didukung oleh fundamental positif dan pasar eksternal, Refinitiv Commodities Research mengatakan dalam sebuah catatan.

"Sebelumnya, hujan lebat dan banjir di Malaysia telah mengakibatkan penurunan produksi, sementara pembatasan ekspor Indonesia mendorong pembeli beralih ke pasokan minyak sawit Malaysia," katanya dikutip dari Reuters.

Sebuah survei Reuters memperkirakan stok Malaysia pada akhir Maret turun 16,3% dari bulan sebelumnya menjadi 1,77 juta ton, angka ini menjadi posisi terendah sejak Juli.
Menipisnya pasokan ini justru terjadi di tengah lonjakan permintaan menjelang Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 21/22 April 2023.

Produksi naik hampir 2% menjadi 1,28 juta ton, sementara ekspor melonjak 25% menjadi 1,39 juta ton, menurut survei yang diterbitkan menjelang data Dewan Minyak Sawit Malaysia yang akan dirilis minggu depan.

"Impor minyak sawit India bulan Maret melonjak 28% dari level terendah delapan bulan pada Februari, karena diskon minyak tropis mendorong penyuling untuk mengekang pembelian soyoil dan sunoil," kata lima dealer kepada Reuters dikutip Kamis (5/4/2023).

Sementara itu, ringgit (MYR) sebagai mata uang perdagangan sawit terpantau naik 0,16% terhadap dolar, membuat komoditas tersebut lebih mahal bagi pemegang mata uang asing.

Turunnya harga CPO juga dipicu oleh harga minyak saingannya yakni minyak nabati. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,34%. Pertukaran Dalian ditutup untuk hari libur umum.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Menurut analis teknikal Wong Tao yang dikutip Reuters, pada perdagangan hari ini harga CPO dapat menguji ulang support di MYR 3.853 per ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju MYR 3.797 per ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Apes! Sempat Rekor Sepanjang Masa, Harga CPO Drop 19% Setahun

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular