Harga Batu Bara Ambruk, Sahamnya di RI Loyo Lagi
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten batu bara terpantau melemah pada perdagangan sesi I Rabu (5/4/2023), mengikuti pergerakan harga batu bara yang kembali ambles.
Per pukul 09:55 WIB, dari 20 saham batu bara di RI, 15 diantarnya terkoreksi, sedangkan sisanya yakni lima saham menguat.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Alfa Energi Investama | FIRE | 89 | -6,32% |
Golden Eagle Energy | SMMT | 730 | -2,67% |
TBS Energy Utama | TOBA | 500 | -1,96% |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 66 | -1,49% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 1.205 | -1,23% |
MNC Energy Investment | IATA | 85 | -1,16% |
Indika Energy | INDY | 2.470 | -0,80% |
Delta Dunia Makmur | DOID | 312 | -0,64% |
Harum Energy | HRUM | 1.560 | -0,64% |
Bukit Asam | PTBA | 4.080 | -0,49% |
Prima Andalan Mandiri | MCOL | 6.500 | -0,38% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 3.040 | -0,33% |
ABM Investama | ABMM | 3.290 | -0,30% |
Bayan Resources | BYAN | 21.475 | -0,12% |
United Tractors | UNTR | 29.600 | -0,08% |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 4.080 | 0,49% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 40.750 | 0,56% |
Bumi Resources | BUMI | 132 | 0,76% |
Atlas Resources | ARII | 220 | 0,92% |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 6.400 | 1,59% |
Sumber: RTI
Saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) menjadi yang paling parah koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambles 6,32% ke posisi harga Rp 89/saham. Bahkan, saham FIRE sudah menyentuh auto reject bawah (ARB).
Sedangkan, saham raksasa batu bara juga terpantau melemah secara mayoritas. Hanya saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang masih menguat pada pagi hari ini.
Harga batu bara langsung jatuh setelah terbang hampir 10%. Pada perdagangan Selasa kemarin, harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup ambles 3,47% di posisi US$ 204,65 per ton.
Pelemahan tersebut hanya berselang sehari setelah harga pasir hitam melambung 9,84% sehari pada Senin lalu.
Harga batu bara melemah karena terseret anjloknya harga gas serta proyeksi cuaca yang berbalik arah.
Melemahnya harga gas disebabkan oleh berbalik arahnya proyeksi cuaca di Eropa. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.
Suhu di Eropa diproyeksi tidak akan seburuk pada prakiraan sebelumnya, Sejumlah wilayah Eropa akan lebih hangat.
Sebelumnya, prakiraan cuaca menyebutkan suhu di sebagian Eropa akan lebih dingin setidaknya hingga akhir pekan ini.
Dengan suhu yang lebih hangat maka penggunaan listrik, termasuk dari batu bara dan gas akan berkurang sehingga permintaan melandai.
Terlebih, pasokan batu bara di pelabuhan utama Eropa ada dalam posisi tertinggi nya dalam sebulan terakhir.
Melandainya harga batu bara juga dipengaruhi kepastian impor China.
Dikutip dari Reuters, impor batu bara China memang diperkirakan akan menembus 26,82 juta ton pada Maret 2023, tertinggi sejak Januari 2017.
Jumlah tersebut melonjak 41% dibandingkan bulan sebelumnya dan melesat 70% dibandingkan Maret 2022.
Impor China sebenarnya masih tanda tanya. Banyak yang memperkirakan laju kencang impor tidak akan bertahan lama. Salah satunya adalah karena industri baja Tiongkok belum bergerak cepat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)