Market Commentary

Harga Batu Bara Ambruk, Sahamnya di RI Loyo Lagi

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 05/04/2023 10:22 WIB
Foto: Industri pertambangan merupakan dunia kerja yang identik dengan karakter maskulin dan secara alamiah pekerjanya lebih cocok untuk kaum laki-laki. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham emiten batu bara terpantau melemah pada perdagangan sesi I Rabu (5/4/2023), mengikuti pergerakan harga batu bara yang kembali ambles.

Per pukul 09:55 WIB, dari 20 saham batu bara di RI, 15 diantarnya terkoreksi, sedangkan sisanya yakni lima saham menguat.


Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Alfa Energi InvestamaFIRE89-6,32%
Golden Eagle EnergySMMT730-2,67%
TBS Energy UtamaTOBA500-1,96%
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS66-1,49%
Adaro Minerals IndonesiaADMR1.205-1,23%
MNC Energy InvestmentIATA85-1,16%
Indika EnergyINDY2.470-0,80%
Delta Dunia MakmurDOID312-0,64%
Harum EnergyHRUM1.560-0,64%
Bukit AsamPTBA4.080-0,49%
Prima Andalan MandiriMCOL6.500-0,38%
Adaro Energy IndonesiaADRO3.040-0,33%
ABM InvestamaABMM3.290-0,30%
Bayan ResourcesBYAN21.475-0,12%
United TractorsUNTR29.600-0,08%
Baramulti SuksessaranaBSSR4.0800,49%
Indo Tambangraya MegahITMG40.7500,56%
Bumi ResourcesBUMI1320,76%
Atlas ResourcesARII2200,92%
Mitrabara AdiperdanaMBAP6.4001,59%

Sumber: RTI

Saham PT Alfa Energi Investama Tbk (FIRE) menjadi yang paling parah koreksinya pada pagi hari ini, yakni ambles 6,32% ke posisi harga Rp 89/saham. Bahkan, saham FIRE sudah menyentuh auto reject bawah (ARB).

Sedangkan, saham raksasa batu bara juga terpantau melemah secara mayoritas. Hanya saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan PT Bumi Resources Tbk (BUMI) yang masih menguat pada pagi hari ini.

Harga batu bara langsung jatuh setelah terbang hampir 10%. Pada perdagangan Selasa kemarin, harga batu bara kontrak Mei di pasar ICE Newcastle ditutup ambles 3,47% di posisi US$ 204,65 per ton.

Pelemahan tersebut hanya berselang sehari setelah harga pasir hitam melambung 9,84% sehari pada Senin lalu.

Harga batu bara melemah karena terseret anjloknya harga gas serta proyeksi cuaca yang berbalik arah.

Melemahnya harga gas disebabkan oleh berbalik arahnya proyeksi cuaca di Eropa. Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.

Suhu di Eropa diproyeksi tidak akan seburuk pada prakiraan sebelumnya, Sejumlah wilayah Eropa akan lebih hangat.

Sebelumnya, prakiraan cuaca menyebutkan suhu di sebagian Eropa akan lebih dingin setidaknya hingga akhir pekan ini.

Dengan suhu yang lebih hangat maka penggunaan listrik, termasuk dari batu bara dan gas akan berkurang sehingga permintaan melandai.

Terlebih, pasokan batu bara di pelabuhan utama Eropa ada dalam posisi tertinggi nya dalam sebulan terakhir.

Melandainya harga batu bara juga dipengaruhi kepastian impor China.

Dikutip dari Reuters, impor batu bara China memang diperkirakan akan menembus 26,82 juta ton pada Maret 2023, tertinggi sejak Januari 2017.

Jumlah tersebut melonjak 41% dibandingkan bulan sebelumnya dan melesat 70% dibandingkan Maret 2022.

Impor China sebenarnya masih tanda tanya. Banyak yang memperkirakan laju kencang impor tidak akan bertahan lama. Salah satunya adalah karena industri baja Tiongkok belum bergerak cepat.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat