
Saat IHSG Melesat, 11 Saham Ini Malah Sentuh ARB

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham terpantau ambles dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi II Jumat (24/3/2023), saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau melesat nyaris 1%.
Hingga pukul 13:44 WIB, setidaknya ada sebelas saham yang ambles dan sudah menyentuh ARB.
Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi II hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Aviana Sinar Abadi | IRSX | 148 | -6,92% |
Makmur Berkah Amanda | AMAN | 432 | -6,90% |
Tera Data Indonusa | AXIO | 123 | -6,82% |
Multi Medika Internasional | MMIX | 555 | -6,72% |
Mustika Ratu | MRAT | 705 | -6,62% |
Menthobi Karyatama Raya | MKTR | 226 | -6,61% |
Petrindo Jaya Kreasi | CUAN | 710 | -6,58% |
Jaya Swarasa Agung | TAYS | 143 | -6,54% |
Metro Realty | MTSM | 258 | -6,52% |
Chemstar Indonesia | CHEM | 115 | -6,50% |
Waskita Beton Precast | WSBP | 73 | -6,41% |
Sumber: Refinitiv
Saham emiten penyedia platform solusi holistic (integrated/terpadu) yakni PT Aviana Sinar Abadi Tbk (IRSX) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada sesi II hari ini yakni mencapai 6,92% ke posisi Rp 148/saham. Saham IRSX juga sudah menyentuh ARB.
Tak hanya saham IRSX yang merupakan saham IPO 2023, terdapat pula saham emiten batu bara milik taipan Prajogo Pangestu yakni PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang ambles 6,58% ke Rp 710/saham dan juga sudah menyentuh ARB.
Ke-11 saham tersebut terkoreksi parah dan sudah menyentuh ARB saat IHSG terpantau melesat sekitar 1%.
IHSG berhasil melesat setelah libur selama dua hari dalam rangka Hari Nyepi. Sementara itu, IHSG cenderung mengikuti pergerakan bursa saham AS, Wall Street yang juga cerah pada perdagangan Kamis kemarin.
Investor cenderung menyambut positif dari sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), karena menaikkan suku bunga acuannya sesuai dengan prediksi sebelumnya yakni sebesar 25 basis poin (bp).
Chairman The Fed, Jerome Powell mengatakan rapat Federal Open Market Committee (FOMC) mempertimbangkan untuk menahan kenaikan suku bunga karena adanya krisis perbankan.
Namun, rapat tetap memutuskan kenaikan karena inflasi masih kencang dan pasar tenaga kerja masih panas.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Baru Sesi I, 15 Saham Ini Sudah ARB Aja