Market Commentary

22 Saham Ini Sudah Sentuh ARB, Ada Raksasa Rokok RI

Market - Chandra Dwi, CNBC Indonesia
31 March 2023 14:07
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu (23/11/2022). IHSG ditutup menguat 0,33 persen atau 23,53 poin ke 7.054,12 pada akhir perdagangan, sebanyak 249 saham menguat, 255 saham melemah, dan 199 saham stagnan. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Beberapa saham terpantau ambles dan sudah menyentuh auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi II Jumat (31/3/2023), saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga kembali melemah.

Hingga pukul 14:42 WIB, setidaknya ada 22 saham yang ambles dan sudah menyentuh ARB.

Berikut saham-saham yang ambles parah dan sudah menyentuh ARB pada perdagangan sesi II hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bintang Mitra SemestarayaBMSR665-6,99%
Integra IndocabinetWOOD400-6,98%
Grand House MuliaHOMI240-6,98%
Gema GrahasaranaGEMA174-6,95%
Telefast IndonesiaTFAS4.980-6,92%
Cisadane Sawit RayaCSRA540-6,90%
Saptausaha GemilangindahSAGE274-6,80%
Makmur Berkah AmandaAMAN302-6,79%
Asashimas Flat GlassAMFG5.150-6,79%
Indah Prakasa SentosaINPS152-6,75%
Citra Putra RealtyCLAY490-6,67%
IndoSterling TechnomediaTECH490-6,67%
Mitrabara AdiperdanaMBAP6.325-6,64%
H.M. SampoernaHMSP1.125-6,64%
Bintang Samudera Mandiri LinesBSML206-6,36%
Sona Topas Tourism IndustrySONA3.100-6,34%
Natura City DevelopmentsCITY104-6,31%
Satria Mega KencanaSOTS268-6,29%
Alfa Energi InvestamaFIRE107-6,14%
Wahana Interfood NusantaraCOCO248-6,06%
Kioson Komersial IndonesiaKIOS78-6,02%
Graha Layar PrimaBLTZ2.500-6,02%

Sumber: RTI

Saham emiten kimia yakni PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR) menjadi saham yang paling parah koreksinya pada sesi II hari ini yakni mencapai 6,99% ke posisi Rp 665/saham. Saham BMSR juga sudah menyentuh ARB.

Tak hanya itu saja, salah satu saham IPO 2023 juga kembali masuk ke jajaran saham ARB hari ini, yakni saham PT Saptausaha Gemilangindah Tbk (SAGE) yang ambruk 6,8% ke Rp 274/saham.

Bahkan, emiten rokok yakni PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP) juga masuk ke jajaran saham ARB hari ini, di mana saham HMSP ambles 6,64% menjadi Rp 1.125/saham.

Ke-22 saham tersebut terkoreksi parah dan sudah menyentuh ARB saat IHSG melemah 0,14%. Adapun beberapa saham di jajaran ARB juga masih cenderung tinggi.

Selain itu, beberapa masuk ke jajaran ARB karena respons investor terhadap kinerja keuangan tahun 2022 yang mengecewakan, seperti halnya saham HMSP, di mana laba bersihnya pada tahun lalu ambles 11,4% menjadi Rp 6,32 triliun.

Adapun sentimen global sejatinya mengarah ke positif, jika dilihat dari data ekonomi dan tenaga kerja di Amerika Serikat (AS). Namun kali ini, jika data tersebut positif, maka akan menjadi sentimen negatif karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mempunyai alasan untuk terus menaikkan suku bunga acuannya.

Sebelumnya pada semalam waktu Indonesia, data tenaga kerja AS menunjukkan klaim tunjangan pengangguran dalam sepekan yang berakhir 25 Maret sebanyak 198.000 klaim, naik 7.000 dibandingkan pekan sebelumnya, dan sedikit di atas ekspektasi 195.000 klaim.

Klaim tunjangan pengangguran tersebut memberikan gambaran pasar tenaga kerja AS yang masih kuat meski The Fed sudah sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.

Selain itu, data yang dirilis hari ini menunjukkan data produk domestik bruto (PDB) final AS pada kuartal IV-2022 tumbuh sebesar 2,6%, lebih rendah dari rilis sebelumnya 2,7%.

Di kuartal I-2023, pertumbuhan ekonomi AS diprediksi masih akan berakselereasi. Berdasarkan data GDPNow milik Fed Atlanta, PDB Negeri Paman Sam diprediksi tumbuh 3,2%.

Kuatnya perekonomian AS sebenarnya memberikan kebingungan di pasar. Dalam kondisi normal, hal tersebut bagus, tetapi saat "berperang" melawan inflasi tinggi akan menjadi buruk.

Inflasi tinggi akan susah turun saat PDB tumbuh tinggi. Namun, dengan The Fed diprediksi tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga, bahkan banyak yang melihat tidak akan dinaikkan lagi, harapan AS lolos dari resesi semakin besar, meski masih menyisakan pertanyaan apakah inflasi bisa turun atau masih tetap bandel.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

IHSG Ambruk Parah, 38 Saham Sudah ARB


(chd/chd)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading