
KSP Indosurya Mau Kembalikan Duit Korban, Tapi Top Up Dulu

Jakarta, CNBC Indonesia -Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Indosurya disebut telah menawarkan skema 'top up' dalam mengembalikan kerugian para anggota korban. Salah satunya kepada keluarga mantan Kabareskrim Komjen Ito Sumardi.
Ia menyebut keluarganya pernah diundang keluarga bos selaku tersangka Henry Surya yang menjanjikan pembayaran. Tapi, kata Ito, setelah masuk ke proses penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU), semua sistem pembayarannya sangat tidak masuk akal.
Kuasa hukum keluarga Ito Sumardi, yakni Achmad Rivai dari kantor hukum Alido & Partners membenarkan hal ini. Ia mengatakan seorang bernama Rudy yang mengaku suami dari adiknya Henry Surya pernah menghubungi keluarga Ito Sumardi sekitar sebulan lalu.
Mereka dijanjikan pembayaran dengan melalui aset-aset Henry Surya yang di Serpong dan di Kuningan, Jakarta Selatan. Tetapi, keluarga Ito Sumardi diminta untuk mengeluarkan uang sebesar dana setoran awal terlebih dahulu.
"Top up-nya enggak seperak dua perak, sekitar Rp50 miliar," kata Rivai kepada CNBC Indonesia, Senin (20/3/2023).
Adapun keluarga Ito Sumardi yang menjadi korban KSP Indosurya bernama Ning, beserta 3 orang putrinya dan satu perusahaan yang bergerak di bidang farmasi. Rivai mengungkapkan, total kerugian keluarga Ning beserta perusahaan itu mencapai Rp181 miliar. Saat ini, keluarga Ning belum menerima pengembalian sama sekali.
Tidak hanya keluarga Ning, beberapa korban lain mengaku bahwa pengembalian kerugian lewat skema tambah setor modal ini. Seperti artis senior Anya Dwinov.
Ia mengaku pernah ditawari skema tukar aset untuk pengembalian kerugiannya. Bukan lewat cicilan melainkan lewat pengembalian dana seketika, dengan syarat harus menyetor dana 1:1 sesuai saldo awal yang dia investasikan.
"Dalam kasus saya, Indosurya sudah pegang uang saya Rp 5 miliar, saya diminta top up lagi Rp5 miliar, untuk bisa ditukarkan aset mereka yang mereka nilai sebagai Rp10 miliar. Namun fakta di lapangan, aset-aset yang mereka klaim harganya Rp10 miliar, di pasaran, padahal harga pembukaannya hanya Rp6-7 miliar," jelas Anya kepada CNBC Indonesia, Kamis (16/2/2023).
Begitu pula dengan korban lainnya, Awan Sastrawijaya yang mengaku sudah dihubungi pihak KSP Indosurya lewat telepon sekitar sebulan yang lalu. Ia ditawari cara alternatif pembayaran kerugian melalui aset.
"Saya bilang saya enggak bersedia, saya cukup pembayaran lewat cash. Kemudian untuk aset itu enggak jelas lokasinya dimana, kemudian harus top up," kata Awan kepada CNBC Indonesia, Rabu (15/3/2023).
"Gila aja. Kita sudah kehilangan duit, disuruh masukin duit lagi, top up lagi gitu," tandasnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tok! Setelah June Indria, Hakim Vonis Lepas Pendiri Indosurya