Awal Pekan Bos Sawit Happy, Harga CPO Nanjak Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau menguat di sesi awal perdagangan di awal pekan, Senin (13/3/2023), memperpanjang reli sejak perdagangan kemarin dipicu angin segar perekonomian China.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 0,86% ke MYR 4.128 per ton pada pukul 10:00 WIB. Dengan ini harga CPO kembali lagi ke zona psikologis MYR 4.100-an per ton.
Pada perdagangan akhir pekan lalu Jumat (10/3/2023) harga CPO ditutup melemah 2,66% ke posisi MYR 4.093 per ton. Harga tersebut adalah yang terendah sejak 16 Februari 2023.
Dalam sepekan harga CPO masih melemah 5,95% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan turun 1,18% dan naik 1,94% secara tahunan.
Menguatnya harga CPO terjadi ketika harga minyak saingannya minyak nabati yang mencatatkan kerugian.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global. Namun, awal pekan ini CPO terpantau nanjak mencoba berlawanan arah.
Turunnya harga minyak saingan CPO ini dipicu oleh kabar dari Rusia, yang mengatakan bahwa kesepakatan penting untuk memastikan ekspor biji-bijian yang aman dari pelabuhan Laut Hitam Ukraina hanya "diimplementasikan setengah". Ini menimbulkan keraguan apakah akan memungkinkan perpanjangan perjanjian yang akan berakhir pekan ini.
Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 2,1% sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 1,7%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,2%.
Sementara itu, berdasarkan data pengawas kargo, ekspor CPO dari Malaysia pada periode 1-10 Maret melonjak antara 45,3% dan 52,1% dari periode yang sama di bulan Februari.
Kendati demikian, menurut data Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB), persediaan minyak sawit akhir Februari Malaysia anjlok 6,6% menjadi 2,12 juta ton dari bulan sebelumnya, ini mencatatkan posisi terendah dalam 6 bulan.
Melansir sebuah survei Reuters, produksi CPO pada akhir Februari diperkirakan terus menyusut, terhambat oleh hujan lebat dan banjir menyebabkan produksi anjlok ke level terendah dalam satu tahun terakhir.
Penguatan harga CPO ini ditopang oleh sentimen positif dari Malaysia dan Indonesia. Analis mengungkapkan permintaan minyak sawit diperkirakan akan meningkat dalam beberapa bulan mendatang menjelang bulan suci Ramadan pada 23 Maret, yang diakhiri Hari Raya Idul Fitri pada 21-22 April.
"Kami memperkirakan harga akan tetap di atas MYR 3.600 per ton dan dapat diperdagangkan lebih tinggi menuju MYR 4.500 per ton dalam beberapa pekan mendatang" ungkap Nagaraj Meda, direktur pelaksana di Transgraph Consulting, dikutip dari Reuters.
Malaysia dan Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Permintaan akan CPO meningkat menjelang Ramadan mengingat besarnya penggunaan untuk CPO, margarine, atau bahan industri lainnya.
Selain itu, investor tengah mencermati bahwa program biodiesel B35 Indonesia dan produksi minyak nabati Amerika Selatan masih menjadi kunci harga ke depan.
Seperti diketahui bahwa implementasi B35merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah untuk mengatasi krisis iklim dengan mengurangi emisi gas rumah kaca secara signifikan dengan percepatan energi yang inklusif, bersih, berkelanjutan dan mendorong investasi untuk mencapai Net Zero Emission
Di sisi lain, peningkatan permintaan minyak goreng menjelang bulan suci Ramadan dan menurunnya persediaan CPO saat ini, cukup kuat mendorong harga CPO masuk ke zona penguatan ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Dunia Tak Baik-Baik Saja! Harga CPO Merana, Anjlok 5%
(aum/aum)