
Maaf Bos Sawit, Harga CPO Lagi Mati Suri

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) terus melandai. Harga CPO di Bursa Malaysia Exchange pada sesi awal perdagangan Kamis (9/3/2023) melandai 0,41% ke posisi MYR 4.163 per ton.
Pelemahan ini melanjutkan tren negatifnya menjadi empat hari. Pada perdagangan Rabu (8/3/2023), harga CPO juga jatuh 0,59% menjadi MYR 4.180 per ton. Dalam empat hari perdagangan terakhir, harga CPO ambruk 4,34%.
Harga CPO justru melandai meskipun ada kekhawatiran mengenai pasokan. Stok minyak sawit Malaysia bisa turun di bawah 2 juta ton pada akhir April tahun ini, yang akan menjadi yang terendah sejak Juli 2022.
Stok turun karena ekspor Malaysia meningkat setelah Indonesia membatasi ekspor.
Seperti diketahui, Indonesia akan menangguhkan beberapa izin ekspor minyak sawit untuk mengamankan pasokan domestik di tengah kenaikan harga minyak goreng menjelang Lebaran yang akan datang.
Di sisi lain, perusahaan kelapa sawit Malaysia harus menanam kembali pohon kelapa sawit tua yang tidak produktif. Langkah ini diambil untuk mengatasi hasil panen yang mandek dan mempertahankan daya saingnya sebagai produsen terbesar kedua di dunia.
Produksi di negara Asia Tenggara menyumbang sekitar 23% dari produksi minyak sawit global. Namun, produksi stagnan selama enam tahun terakhir di tengah meningkatnya permintaan minyak nabati termurah di dunia tersebut.
Hasil panen anjlok mendekati level terendah 40 tahun pada 2020/21 setelah pandemi memicu kekurangan pekerja yang memanen dan menanam kembali pohon.
Tingkat penanaman kembali telah mengalami tren penurunan dalam 15 tahun terakhir karena sebagian pekebuna terus menaikkan produksi untuk memanfaatkan kenaikan harga buah sawit.
Pohon kelapa sawit tua tidak produktif dan biasanya ditanam kembali dengan bibit unggul yang tahan terhadap kekeringan dan penyakit.
Tetapi perusahaan perkebunan dan petani kecil telah menunda program penanaman kembali, sehingga membatasi pemulihan hasil yang signifikan.
"Kegagalan untuk menanam kembali pada waktu yang tepat telah berlangsung terlalu lama. Jika tren ini berlanjut, kita akan melihat imbal hasil kita semakin menurun dan kemampuan kita untuk bersaing di pasar internasional juga akan dirusak," kata Bek-Nielsen, yang juga kepala eksekutif United Plantations UTPS.KL, dikutip dari Reuters.
Dia memperkirakan produksi Malaysia hanya naik tipis pada 2023 menjadi sebesar 19 juta ton, dibandingkan dengan 18,45 juta ton pada tahun sebelumnya.
Dia memperkirakan harga minyak sawit mentah rata-rata 2023 antara MYR 3.700 -MYR 4.200 per ton.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Menguat Lagi, Masa Kelam Sudah Berakhir?