
Belum Ada Bantuan dari China, Harga Batu Bara Ambruk Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga batu bara kembali ambruk. Pada perdagangan Selasa (28/2/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 194,1 per ton. Harganya melemah 1,47%.
Pelemahan ini memperpanjang tren negatif menjadi dua hari. Dalam dua hari tersebut, harga pasir hitam melemah sebesar 4,96%.
Harga batu bara terus melemah karena masih melandainya permintaan serta ambruknya harga gas.
China semula diharapkan bisa menopang permintaan batu bara tahun ini. Pelonggaran mobilitas dan dibukanya kembali perbatasan diperkirakan akan melambungkan ekonomi China.
Namun, Tiongkok hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan memborong batu bara.
Direktur PT Bayan Resources Indonesia, Alexander Ery Wibowo, memperkirakan pemulihan ekonomi China tidak akan berdampak besar terhadap harga batu bara.
"Faktor pemulihan ekonomi China saya kira pikir ada impact tapi tidak terlalu besar," ujar Alexander pada acara Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" CNBC Indonesia di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023).
Dia menambahkan sulit memproyeksi pasokan dan permintaan batu bara pada tahun ini. Terlebih, kondisi di Eropa masih sulit diprediksi.
Alexander berharap harga batu bara tidak akan bergerak terlalu volatile seperti tahun lalu karena hal itu lebih memberi kepastian baik produsen atau buyer.
"Supply dan demand saat ini belom bisa diprediksi tepat artinya seberapa cepat ekonomi China kemudian bagaimana outlook krisis Eropa dan Rusia. Kami berharap naiknya tidak secara volatile lebih ke sehat bagi buyers maupun produsen," imbuhnya.
Seperti diketahui, harga batu bara melambung dan bergerak sangat volatile pada 2022. Perang Rusia-Ukraina, krisis listrik India, krisis energi Eropa, dan larangan ekspor dari Indonesia membuat harga batu bara melambung.
Namun, harga batu bara terus melandai sejak awal tahun ini. Salah satu penyebabnya adalah ambruknya harga gas.
Harga gas alam turun drastis karena cuaca musim dingin yang lebih hangat dari biasanya.
Kondisi ini membuat penggunaan listrik untuk pemanas ruangan berkurang. Eropa pun akan mengakhiri musim dingin tahun ini dengan pasokan di atas 50%.
Pasokan yang memadai ini membuat harga gas alam turun ke level terendahnya dalam 18 bulan terakhir.
Harga batu bara juga melemah karena melandainya harga gas. Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) melemah 1,3% sehari pada posisi 46,67 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin. Harga tersebut adalah yang terendah sejak Agustus 2021.
Batu bara adalah sumber energi alternatif bagi gas sehingga harganya saling mempengaruhi.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Batu Bara Mendadak Labil, Seperti Naik Roller Coaster