
Maaf, China Tak Bisa Diandalkan Kerek Harga Batu Bara

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemulihan ekonomi China diperkirakan tidak akan banyak mendongrak harga batu bara pada tahun ini. Harga pasir hitam juga diperkirakan tidak akan bergerak volatile terlalu tajam.
"Faktor pemulihan ekonomi China mungkin tidak terlalu besar. Kita harapkan juga ga naik secara volatile tapi lebih sehat lebih balance," tutur Direktur PT Bayan Resources Indonesia, Alexander Ery Wibowo, pada acara Economic Outlook 2023 dengan tema "Menjaga Momentum Ekonomi di Tengah Ketidakpastian" CNBC Indonesia di Hotel St. Regis, Jakarta, Selasa (28/2/2023).
China merupakan konsumen terbesar batu bara di dunia. Pelonggaran kebijakan Covid-19 serta dibukanya kembali perbatasan Negara Tirai Bambu semula diharapkan bisa mendongrak harga batu bara pada tahun ini.
Namun, harga pasir hitam justru melemah tajam setelah China membuka perbatasan mereka. Harganya bahkan bergerak di level sebelum perang Rusia-Ukraina meletus.
Pada perdagangan Senin (27/2/2023), harga batu bara kontrak April di pasar ICE Newcastle ditutup di posisi US$ 197 per ton. Harganya melemah 3,55%.
Alexander menjelaskan sulit memperkirakan apakah pasokan dan permintaan batu bara sudah bergerak normal atau akan berada pada kondisi normal pada tahun ini.
Terlebih, masih ada persoalan krisis energi di Eropa.
"Tapi yang kita lihat produksi batu bara pada 2023 ini pertumbuhannya tidak terlalu meningkat tinggi," imbuhnya.
Total produksi batu bara Tiongkok pada 2022 menembus rekor baru di angka 4,496 miliar. Jumlah tersebut meningkat 9% dibandingkan pada 2021.
Dengan produksi yang meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang melambat maka impor China pun turun.
Dikutip dari Reuters, impor batu bara China pada 2022 mencapai 293,2 juta ton. Volume tersebut turun 9,2% dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebagai catatan, harga batu bara melambung pada 2022 hingga menembus rekor tertingginya di angka US$ 463, 75 per ton. Harga batu bara juga lebih banyak bergerak di kisaran US$ 350-400 per ton.
Perang Rusia-Ukraina, krisis energi di India hingga Eropa, serta larangan ekspor Indonesia membuat harga batu bara terbang.
(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Penting! Ini Ramalan Terbaru Harga Batu Bara dari Bos Bayan