Ini Sosok di Balik Skandal Nikel Dengan Kerugian Rp 8,66 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Raksasa perdagangan komoditas, Trafigura, menuduh Prateek Gupta dan perusahaan terkait miliknya melakukan "penipuan sistematis". Setelah kedua pihak menyetujui transaksi membeli nikel, Trafigura mengaku malah menerima kargo lain dengan nilai yang jauh lebih murah.
Meski memberikan guncangan dalam bisnis perdagangan komoditas, banyak orang dalam industri lebih terkejut dengan pria yang diidentifikasi oleh Trafigura sebagai dalang di balik skandal tersebut. Prateek Gupta, pengusaha India berusia 43 tahun diketahui memiliki reputasi yang buruk oleh palaku industri, namun Trafigura tetap berbisnis dengannya selama bertahun-tahun.
Trafigura dalam pernyataan tanggal 9 Februari mengatakan bahwa mereka telah memulai proses hukum terhadap Gupta dan perusahaan yang terlibat. Trafigura mengaku potensi kerugian maksimum akibat skandal tersebut mencapai US$ 577 juta atau setara dengan Rp 8,66 triliun (asumsi kurs Rp 15.000/US$).
Sehari sebelumnya, Trafigura telah meminta hakim London untuk membekukan aset yang terkait dengan Prateek Gupta dan perusahaannya, menurut pengajuan Trafigura ke pengadilan, melansir laporan The Wall Street Journal. Dalam beberapa jam, hakim telah membekukan aset hingga US$ 625 juta (Rp 9,38 triliun).
Siapa Prateek Gupta?
Pratek Gupta adalah lelaku keturunan dari keluarga India yang menjalankan perusahaan logam dan listrik publik, Ushdev Internasional. Dia telah mendorong bisnisnya ke luar negeri dalam beberapa tahun terakhir, termasuk dengan membeli perusahaan perdagangan kecil, TMT Metals AG, pada awal 2016 dibantu oleh bankir di Credit Suisse Group AG yang saat itu mengelola kekayaannya.
Dengan sekitar belasan staf, TMT memperdagangkan aluminium, seng dan timah. Sebelum akuisisi TMT memiliki reputasi yang kuat di kalangan bankir Swiss serta tersedianya fasilitas jalur kredit (credit line).
Dilaporkan WSJ, setelah kesepakatan tersebut, janji bisnis dan klien baru tidak terwujud, dengan staf senior mulai keluar pada 2017 ketika kesepakatan untuk tidak bersaing (non-compete) berakhir.
Setelah pengambilalihan, beberapa bank termasuk Credit Suisse mulai memotong jalur kredit ke TMT, sebagian karena mereka kurang percaya diri untuk menjadikannya TMT sebagai klien setelah perubahan kepemilikan, menurut pengakuan sumber.
Pengurangan jalur kredit bertepatan dengan pengurangan yang lebih luas oleh bank untuk pembiayaan ke pemain kecil yang memproduksi atau memperdagangkan komoditas, mengingat dinamika industri yang menantang.
Selain itu, perusahaan asuransi American International Group (AIG) juga berhenti memberikan asuransi kredit perdagangan ke TMT pada akhir 2019. Kemunduran itu sebagian karena kekhawatiran tentang potensi risiko yang berasal dari perusahaan milik Prateek Gupta.
Pada tahun 2021, perusahaan asal Inggris OCI Ltd menolak kesepakatan dengan perusahaan Prateek Gupta setelah menemukan sejumlah tenda-tanda mencurigakan (red flag).
Meski namanya tidak harum di kalangan industri, tidak semua institusi memutus hubungan dengan Prateek Gupta sejak dini. Citigroup diketahui masih membiayai perdagangan nikel Trafigura dengan perusahaannya hingga akhir Oktober 2022, menurut dokumen pengajuan pengadilan Trafigura baru-baru ini.
Prateek Gupta juga memperoleh sejumlah masalah di India. Dirinya diketahui bekerja bersama orang tuanya di Ushdev, perusahaan publik yang terdaftar di Mumbai yang memperdagangkan logam dan berinvestasi dalam proyek pembangkit listrik.
Setelah ayahnya Vijay Gupta meninggal. Suman Gupta, ibunya menjadi pemimpin (chair) perusahaan, dan Prateek Gupta menjadi wakil ketua pada tahun 2012.
Harga logam secara global tergelincir setelah ekonomi China melambat pada tahun 2015, dan pengadilan memulai proses kepailitan untuk Ushdev pada tahun 2018. Saingan Trafigura, Grup Gunvor termasuk di antara para kreditur Ushdev.
Pada Juli 2022, Biro Investigasi Pusat (CBI) India mengatakan telah menggeledah tiga lokasi dan menemukan "dokumen/artikel yang memberatkan" setelah membuka investigasi penipuan berdasarkan keluhan dari State Bank of India. Dokumen CBI kedua, yang diterbitkan di situs web biro, menunjukkan bahwa penyelidikan ini berfokus pada Ushdev.
State Bank of India mengadukan bahwa dari April 2013 hingga Maret 2018, Tuan Gupta, ibunya, Ushdev, dan orang lain yang tidak disebutkan namanya telah menjadi pihak dalam konspirasi kriminal. Bank mengklaim biaya dan kerugian penipuan serta pemberi pinjaman lainnya hampir 14,4 miliar rupee atau setara dengan Rp 2,64 triliun menggunakan nilai tukar saat ini.
Pada saat CBI membuka penyelidikannya, Trafigura sudah sangat terekspos kepada Pratek Gupta dan perusahaan terkait-namun perusahaan mengatakan perlu waktu berbulan-bulan untuk mengungkap skala masalahnya.
Potensi kerugian Trafigura menjadi jelas ketika rumah perdagangan tersebut menggeledah lebih dari 100 kontainer di Taiwan, Uni Emirat Arab, dan Belanda pada bulan Desember dan Januari dan tidak menemukan nikel.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/fsd)