
Efek Transaksi Berjala Pudar, Rupiah Liar Tipis-Tipis

Jakarta, CNBC Indonesia -Â Nilai tukar rupiah berfluktuasi melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Selasa (21/2/2023). Meski demikian, pergerakan rupiah masih tipis-tipis saja.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan di Rp 15.150/US$, menguat 0,03% di pasar spot. Dalam hitungan detik rupiah berbalik melemah 0,03% ke Rp 15.160/US$.
Hingga pukul 9:10 WIB, rupiah masih bergerak di kisaran level tersebut atau hanya 10 poin saja.
Rilis data transaksi berjalan (current account) Indonesia memberikan sentimen positif ke rupiah, tetapi juga tidak lama.
Bank Indonesia (BI) mencatat surplus transaksi berjalan tahun 2022 naik signifikan mencapai 13,2 miliar dolar AS atau 1% dari PDB. Angka surplus ini lebih tinggi dibandingkan dengan capaian surplus tahun 2021 sebesar 3,5 miliar dolar AS atau 0,3% dari PDB.
Catatan impresif transaksi berjalan ditopang oleh lonjakan ekspor. Perang Rusia-Ukraina yang meletus hampir setahun lalu melambungkan harga komoditas energi dan pangan.
Indonesia pun ketiban durian runtuh berkat lonjakan harga batu bara, minyak sawit mentah (CPO) dan nikel.
Ekspor barang tercatat US$ 292,55 miliar pada 2022 sementara impor tercatat US$ 229, 87 miliar. Dengan demikian,neraca ekspor impor barang mencatat surplus US$ 62,68 miliar.
Transaksi berjalan menggambarkan pasokan devisa yang tidak mudah berubah (dari aktivitas ekspor-impor barang dan jasa). Sayangnya itu di atas kertas, nyatanya devisa tersebut tidak berada di Indonesia, terbukti dari cadangan devisa yang terus menurun pada tahun lalu.
Hal ini membuat dampak dari surplus transaksi berjalan ke rupiah tidak akan lama. Terbukti, rupiah hari ini bergerak fluktuatif.
CNBCÂ INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
