
Senyum Bos Sawit Makin Lebar, Harga CPO Terbang 6% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau naik di sesi awal perdagangan Selasa (21/2/2023) melanjutkan reli empat hari beruntun sejak pekan lalu.
Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 0,62% ke MYR 4.193/ton pada pukul 08:00 WIB. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 3 Januari 2023.
Dalam sepekan, harga CPO melesat 6,88% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan sudah nanjak 9,91% dan menguat 0,45% secara tahunan.
Pada perdagangan kemarin, Senin (20/2/2023), harga CPO menguat 0,65% ke posisi MYR 4.158 per ton. Dengan kenaikan pagi hari ini maka harga CPO sudah menguat selama empat hari beruntun. Selama empat hari tersebut hari tersebut, harganya terbang 6,7%.
Kenaikan harga CPO menjadi posisi tertinggi dalam tujuh pekan terakhir. Hal ini ditopang oleh minyak saingannya yakni minyak nabati yang juga mengalami kenaikan. Untuk diketahui, harga CPO bersaing dengan harga minyak nabati lain dan minyak mentah dunia sehingga ini bisa saling mempengaruhi.
Kekuatan dari bursa komoditas minyak nabati Dalian turut mendongkrak harga CPO hingga 4 hari beruntun sejak perdagangan Kamis (17/2/2023). Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYv1 naik 0,86%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPv1 naik 1,23%.
Selain minyak nabati, harga minyak mentah dunia juga ikut melesat hingga 1% di awal pekan karena optimisme konsumsi dari importir terbesar China.
Naiknya kedua harga minyak terjadi karena optimisme para pelaku pasar tentang pemulihan permintaan China. Namun, kekhawatiran atas meningkatnya pasokan di Amerika Serikat (AS) dan perkiraan kenaikan suku bunga yang lebih banyak menahan kenaikan.
China merupakan salah satu negara dengan konsumsi CPO terbesar di dunia. Wajar saja ketika ekonominya membaik potensi permintaan terhadap minyak nabati meningkat dan harganya terdorong naik.
"Minyak kelapa sawit dapat menguji kembali zona resistensi MYR 4.155-4.196 per ton, mungkin setelah konsolidasi moderat di kisaran sempit 4.083-4.155 ringgit," kata analis teknis Reuters Wang Tao yang dikutip Reuters.
Berdasarkan data surveyor kargo Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 Februari naik mencapai 33,1% menjadi 784.105 ton dari 589.308 ton yang dikirim selama 1-20 Januari.
Sementara, berdasarkan data inspeksi independen AmSpecAgri mencatat, Ekspor CPO Malaysia untuk yang sama tercatat 723.482 ton angka ini naik 0,27% dibandingkan periode yang sama bulan Januari.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(aum/aum) Next Article Bos Sawit Sudah Dapat Angpao, Harga CPO Naik 3% Jelang Imlek