Bos Sawit Senang, Harga CPO Naik ke Level Tertinggi 6 Pekan

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
20 February 2023 10:39
Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). Badan Pusat Statistik BPS  mengumumkan neraca Perdagangan (Ekspor-impor) Pada bulan Februari, nilai ekspor mencapai US$ 12,53 miliar, atau turun 11,33% dari tahun sebelumnya (YoY). Nilai ekspor minyak sawit sepanjang Januari-Februari 2019 hanya mencapai US$ 2,94 miliar, yang artinya turun 15,06% dibandingkan periode yang sama pada tahun 2018.  (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau naik di sesi awal perdagangan awal pekan, Senin (20/2/2023). kenaikan ini melanjutkan reli sejak penutupan perdagangan pekan lalu.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 0,8% ke MYR 4.164/ton pada pukul 09:50 WIB. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 4 Januari 2023 tau enam pekan terakhir. Kenaikan hari ini juga menjaga harga CPO tetap berada di level MYR 4.000 per ton.

Kenaikan pada pagi hari ini juga memperpanjang tren penguatan menjadi tiga hari. Dalam tiga hari tersebut, CPO sudah melonjak 5,8%.

Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (17/2//2023), harga CPO ditutup di posisi MYR 4.131 per ton. Harganya menguat 1,52%. 

Reli pada harga CPO ditopang oleh tren positif pada minyak nabati lainnya.. Bukan tanpa alasan, harga CPO bersaing dengan harga minyak nabati lain dan minyak mentah dunia sehingga ini bisa saling mempengaruhi.

Kontrak soyoil teraktif Dalian terpantau naik 2%, sementara kontrak minyak sawit DCPv1 meningkat lebih dari 3%. Dengan ini, tentu saja turut mempengaruhi harga CPO karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Selain itu, pajak pungutan Indonesia yang lebih tinggi atas ekspor minyak sawit untuk 16-28 Februari juga mendukung kenaikan harga tersebut.

"Kenaikan pungutan dan pajak ekspor minyak sawit Indonesia bersama dengan ketersediaan ekspor minyak sawit yang lebih rendah hingga Ramadhan membuat penjual sulit menurunkan harga," kata Bagani kepala penelitian broker minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai di kutip Reuters.

Diketahui, eksportir minyak sawit terbesar Indonesia menetapkan harga referensi minyak sawit mentah sebesar US$ 880,03/ton untuk 16-28 Februari, yang menetapkan pajak ekspor CPO sebesar US$ 74/ton dan pungutan ekspor sebesar US$ 95/ ton, lebih tinggi dari pajak dan pungutan yang dikenakan pada awalnya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos Sawit Sudah Dapat Angpao, Harga CPO Naik 3% Jelang Imlek

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular