
Harga Merosot Lagi Sepekan, Bos Sawit Tak Bisa Full Senyum

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit (crude palm oil/CPO) melemah selama sepekan. Penguatan harian pada Jumat (19/2) tidak mampu membalik kerugian 4 hari beruntun.
Menurut data Refinitiv, harga kontrak CPO pengiriman Agustus berada di posisi MYR3.481/ton naik 2,62% secara harian pada Jumat (19/2). Namun, selama Senin (15/5) sampai Kamis (18/5) CPO memerah beruntun.
Alhasil, dalam sepekan harga CPO di Bursa Derivatif Malaysia merosot 4,58%.
Melansir Bernama, Sabtu (20/5), pelemahan futures CPO dalam sepekan seiring melemahnya harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade, harga minyak mentah yang menurun, perkiraan produksi minyak sawit yang lebih tinggi, dan kurangnya minat beli dari negara pengimpor CPO.
Lesunya harga CPO ini juga di tengah kekhawatiran kenaikan produksi dan perpanjangan kesepakatan ekspor Laut Hitam meningkatkan prospek peningkatan pasokan global.
"Mengingat meningkatnya pasokan kelapa sawit dalam beberapa bulan ke depan selama dua minggu terakhir, kami telah melihat elastisitas harga dari permintaan yang mendorong peningkatan paritas harga di pasar tujuan dan nilai relatifnya terhadap minyak nabati," kata Marcello Cultrera, direktur di Singapura berbasis konsultan komoditas Apricus 8 Pte Ltd dikutip dari Reuters.
Dari sisi ekspor dari produsen terbesar kedua yakni Malaysia, menurut surveyor kargo Intertek Testing Services ekspor selama periode 1-15 Mei naik 4% dari periode yang sama bulan sebelumnya. Sementara, menurut AmSpec Agri Malaysia, surveyor kargo lainnya, mengatakan ekspor naik 5,2%.
Di sisi lain, produsen utama Indonesia menetapkan harga referensi minyak sawit mentah pada US$ 893,23 per ton untuk periode 16-31 Mei, ini merupakan keputusan kementerian perdagangan yang diterbitkan pada awal pekan lalu.
Sementara, analis memperkirakan futures CPO berpotensi menguat antara MYR3.300 dan MYR3.700 selama pekan depan.
Trader minyak sawit David Ng mengatakan kepada Bernama, Sabtu (20/5), kegiatan ekspor minyak sawit Malaysia diperkirakan akan naik seiring China meningkatkan pembelian minyak sawitnya minggu depan.
"Kami melihat level support di MYR3.350 dan resistance di MYR3.700," katanya kepada Bernama.
Sementara itu, kepala riset komoditas Sunvin Group yang berbasis di Mumbai Anilkumar Bagani mengatakan futures CPO diperkirakan akan diperdagangkan dalam kisaran MYR3.300 hingga MYR3.600 minggu depan seiring volatilitas minyak nabati pesaing CPO seperti minyak kedelai dan minyak bunga matahari.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(hsy/hsy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Tuah Luhut Berlanjut, Lagi-Lagi Buat Harga CPO Terbang