Sectoral Insight

Hilirisasi Mulu, Pak Jokowi Pikirin Juga Mother of Industry!

Tim Riset, CNBC Indonesia
16 February 2023 16:55
Krakatau Steel
Foto: Dok Krakatau Steel

Asosiasi Industri Besi dan Baja Indonesia (IISIA) dalam laporannya Kinerja Industri Baja Tahun 2022 dan Prospek Tahun 2023 mengatakan salah satu penyebab belum maksimalnya kinerja industri baja nasional adalah utilisasi yang rendah.

Tingkat utilisasi kapasitas industri baja nasional masih di bawah 60% bahkan rata-ratanya hanya 43,6%, jauh di bawah tingkat idealnya yakni 80%.

Utilisasi yang rendah ini menunjukkan masih rendahnya tingkat keuntungan pelaku industri baja nasional karena tidak mampu menjaga keberlangsungan operasi dan pertumbuhan kapasitas. 

Kebutuhan baja domestik memang meningkat terus tetapi banjirnya baja impor membuat utilisasi perusahaan rendah.

Impor bajaFoto: IISIA
Impor baja

 

Data PT Krakatau Steel menunjukkan rata-rata baja impor pada 2019 memiliki share 41% lebih. Untuk beberapa jenis baja bahkan ada di atas 50%.

Betapa ironisnya antara kapasitas dalam negeri dan besarnya impor tercermin dari jenis baja hot rolled coil (baja canai panas) dan cold rolled coil (baja canai dingin) pada 2019.

Kapasitas produksi cold rolled coil nasional mencapai 2,38 juta ton tetapi produksinya hanya mencapai 751.000 ton. Artinya, tingkat utilisasi hanya menyentuh 32%.

Ironisnya, impor baja jenis cold rolled coil mencapai 1,99 juta ton sehingga share baja impor jenis tersebut menembus 73%.

Impor sebesar itu untuk memenuhi konsumsi domestik sebesar 2,74 juta ton.

Kondisi serupa terjadi pada baja jenis hot rolled coil. Kapasitasnya mencapai 4,9 juta ton tetapi produksinya hanya 2,05 juta ton. Dengan demikian, tingkat utilisasinya hanya 42%.
Sebaliknya, pasokan dari impor mencapai 1,9 juta ton atau 51% dari konsumsi.

Tingkat utilisasi yang tertinggi adalah jenis plate yakni 66%.

Secara keseluruhan, produksi baja nasional tumbuh 8,52% pada 2021 menjadi 14 juta ton.  Impor tumbuh lebih tinggi yakni 17,5% menjadi 6,7 juta ton pada 2021 dibandingkan tahun sebelumnya.

Sebelum pandemi Covid-19 pada 2019, impor bahkan menembus 8,4 juta ton.

Kenaikan impor terbesar ada pada cold rolled coil (CR Coil). Pada 2021, impor produk tersebut menembus 1,86 juta ton atau naik 73% dibandingkan 2020.

Data PT Krakatau Steel lain menunjukkan porsi impor baja paduan mencapai 2,2 juta ton atau 38%. Padahal, kebutuhan baja paduan untuk industri dalam negeri hanya 10%.


(mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular