
Awas! Ada 'Saham Adani' di RI, Sudah Diingatkan Jokowi

Sebelum terjun bebas pada 2019 hingga saat ini, saham TRAM dan MYRX pernah menjadi penghuni LQ45 pada medio 2016 hingga pertengahan 2018.
Selama periode itu pula, kinerja kedua saham yang menjadi porto Asabri dan Jiwasraya tersebut sempat cemerlang.
Pada 2016, kinerja tahunan MYRX mencapai 34% dan pada 2018 sebesar 6%. Ini sebelum 'terjun bebas' 50-an persen pada 2019.
Saham TRAM bahkan sempat meroket 180-an persen pada 2016 dan melejit 45% pada 2017. Kejayaan tersebut rontok setelah harga saham turun 14% pada 2018 dan anjlok 70% pada 2019.
Selama 2018 dan 2019 indikasi aktivitas transaksi saham gorengan terbilang ramai.
Banyak saham masuk daftar Unusual Market Activity (UMA) yang tercatat Bursa Efek Indonesia (BEI), yang berhasil bersanding dengan saham-saham berkapitalisasi pasar besar di jajaran saham dengan jumlah total transaksi terbesar di BEI
Menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, pada 2018 saham-saham dengan ekuitas mini seperti PT Pool Advista Indonesia Tbk (Tbk) dan TRAM berhasil bersanding dengan saham-saham besar seperti PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di grup elite saham-saham yang paling besar ditransaksikan di BEI.
Pada 2018, di antara 30 saham dengan jumlah transaksi paling jumbo di BEI terdapat 8 saham dengan ekuitas di bawah Rp 8 triliun.
Nama-nama tersebut adalah POOL, TRAM, RIMO, MYRX, IIKP, BUMI, KREN, dan TARA. Bisa dilihat, ada saham-saham yang terkait dengan Bentjok cs di daftar ini.
Singkat cerita, usai skandal Jiwasraya terendus, saham TRAM dan MYRX disuspensi (dikenakan penghentian perdagangan sementara) oleh bursa sejak 2020 hingga saat ini.
Tragisnya, keduanya juga sudah 'nyender' di level gocap alias Rp50/saham.
(dhf/dhf)[Gambas:Video CNBC]
