Market Commentary

Alert! Harga Saham Batu Bara Kompak Lemah, Ada Apa Nih?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
24 January 2023 10:29
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham emiten batu bara secara mayoritas mengalami koreksi pada perdagangan sesi I Selasa (24/1/2023), karena terbebani oleh koreksinya harga acuan batu bara dunia.

Hingga pukul 09:55 WIB, beberapa saham batu bara ada yang sudah terkoreksi parah hingga lebih dari 2%.

Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Golden Eagle EnergySMMT695-2,80%
Mitrabara AdiperdanaMBAP6.975-2,45%
Bayan ResourcesBYAN21.250-1,96%
Borneo Olah Sarana SuksesBOSS111-1,77%
Indo Tambangraya MegahITMG37.675-1,70%
Adaro Minerals IndonesiaADMR1.740-1,69%
Adaro Energy IndonesiaADRO3.190-1,54%
Atlas ResourcesARII278-1,42%
Baramulti SuksessaranaBSSR4.230-1,40%
Bukit AsamPTBA3.530-1,12%
Indika EnergyINDY2.610-0,76%
Bumi ResourcesBUMI157-0,63%
Mitrabahtera Segara SejahteraMBSS1.195-0,42%

Sumber: RTI

Saham PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) memimpin koreksi saham batu bara pada perdagangan sesi I hari ini, yakni ambruk 2,8% ke posisi harga Rp 695/saham.

Selanjutnya di posisi kedua, terdapat saham PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) yang anjlok 2,45% ke Rp 6.975/saham.

Ada juga emiten batu bara berkapitalisasi pasar terbesar ketiga yakni PT Bayan Resources Tbk (BYAN) yang juga ambrol 1,96% ke Rp 21.250/saham.

Tak hanya saham BYAN, beberapa saham batu bara big cap seperti PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO), PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), dan PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga terpantau ambruk parah pada pagi hari ini.

Saham batu bara terkoreksi parah seiring masih lesunya harga batu bara acuan dunia. Pada perdagangan Senin kemarin, harga batu kontrak Februari di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 290 per ton. Harganya ambruk 4,4% dibandingkan perdagangan Jumat pekan lalu.

Harga tersebut adalah yang terendah sejak 10 November 2022 atau lebih dari dua bulan terakhir.

Pelemahan harga batu bara kemarin juga memperpanjang tren negatif sang pasir hitam. Harga batu bara sudah melemah sejak Rabu pekan lalu atau dalam empat hari perdagangan beruntun.

Harga batu bara memang terus melandai sejak awal tahun. Sepanjang tahun ini, harganya jatuh 25,6%.

Jika dihitung dari harga tertingginya pada 5 September 2022 (US$ 463,75 per ton) maka harga batu bara sudah ambles 37,5%

Ambruknya harga batu bara kemarin dipicu sejumlah faktor. Di antaranya adalah melandainya permintaan, anjloknya harga gas, serta hangatnya cuaca di Eropa.

Kendati demikian, permintaan dari Inggris kemungkinan akan meningkat sejalan dengan kebijakan negara tersebut untuk menghidupkan kembali tiga pembangkit batu bara mereka.

Harga gas alam EU Dutch TTF (EUR) melemah 1,34% sehari ke posisi 66 euro per mega-watt hour (MWh) pada perdagangan kemarin.

Melemahnya harga gas disebabkan oleh proyeksi akan lebih hangatnya cuaca pekan-pekan mendatang serta masih memadainya pasokan gas.

Dilansir dari The Guardian, suhu di sebagian besar Eropa akan berada 10 derajat di atas suhu normal selama beberapa tahun pada Januari tahun ini.

Hanya sebagian Eropa yang berjuang dengan musim dingin seperti di Inggris dan wilayah Balkan. Dengan suhu yang lebih hangat maka permintaan energi masih aman. Adapun pasokan gas di Eropa rata-rata berada di atas 80%.

Batu bara juga melandai karena masih lemahnya permintaan pada awal tahun, terutama dari China.

Seperti diketahui, sebagian besar warga China masih menikmati libur panjang Hari Raya Tahun Baru atau Imlek hingga 27 Januari 2023.

Libur panjang mengurangi aktivitas perkantoran dan pabrik di China. Permintaan listrik dan batu bara pun akan melandai.

China merupakan konsumen dan importir terbesar batu bara di dunia sehingga perkembangan di negara tersebut akan berdampak besar ke permintaan batu bara.

Sementara itu, The Guardian melaporkan jika operator sistem kelistrikan Inggris (ESO) akan menghidupkan tiga pembangkitnya.

"Perkiraan kami, supply listrik akan ketat pada Senin pekan ini. Kami telah diminta untuk menghidupkan kembali pembangkit batu bara. Ini bukan berarti pasokan listrik ada dalam risiko besar tetapi hanya untuk berjaga-jaga," tutur ESO, dikutip dari The Guardian.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.

(chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation