CNBC Indonesia Research

GOTO Sudah Sering Menguat, Kok ASII & TLKM Sering Lemah?

Putra, CNBC Indonesia
17 January 2023 07:25
pembukaan bursa saham
Foto: ist

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelemahan harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) turut menyeret tergerusnya nilai kapitalisasi pasar dua emiten blue chip, yakni PT Astra International Tbk (ASII) dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM). Hal tersebut terjadi lantaran kedua emiten big caps tersebut juga berinvestasi dan menjadi pemegang saham GOTO.

Penurunan saham GOTO akibat tekanan jual saat periode lock-up berakhir turut membuat nilai investasi ASII dan TLKM ikut susut. Bahkan dalam laporan keuangan September 2022, laba bersih TLKM ikut terdampak karena kerugian yang diderita akibat berinvestasi di GOTO.

Dalam kasus ASII, per September 2022 nilai investasinya di saham GOTO masih tercatat memberikan keuntungan, akan tetapi cuan ASII perlahan-lahan juga mengalami penurunan yang signifikan.

Adanya penurunan nilai investasi di saham GOTO juga memantik koreksi harga saham ASII dan TLKM. Hal ini dikarenakan pasar reaktif dan khawatir bahwa keputusan investasi ASII dan TLKM ke GOTO malah justru merugikan.

Namun sebenarnya sebesar apa kerugian yang diderita oleh ASII dan TLKM akibat berinvestasi di GOTO? Lantas bagaimana pula dampak bagi kedua emiten blue chip tersebut ke depan? Apakah masih prospektif atau justru sebaliknya?

Untuk mendapatkan konteks seberapa besar kerugian yang diderita oleh kedua emiten tersebut akibat investasi di GOTO, diperlukan konteks terutama terkait dengan harga beli saham GOTO dan seberapa banyak saham GOTO yang dimiliki oleh kedua emiten.

Dalam kasus TLKM, dalam laporan keuangannya terpampang jelas seluk-beluk investasi perusahaan pelat merah telekomunikasi satu ini dalam berinvestasi di startup digital terbesar di Indonesia tersebut.

Seluk Beluk Investasi TLKM di GOTO

Hal pertama yang perlu dipahami dalam kasus TLKM, perseroan tidak secara langsung berinvestasi ke GOTO, melainkan lewat anak usahanya yaitu Telkomsel. Mengingat TLKM memiliki 65% saham di Telkomsel, maka prinsip konsolidasian pun berlaku. Ini menjadi hal pertama yang perlu dipahami terlebih dahulu.

Awal mula Telkomsel berinvestasi di GOTO adalah melalui dua skema yaitu obligasi konversi dan opsi saham. Telkomsel berinvestasi di obligasi konversi GOTO senilai US$ 150 juta dan mendapat opsi saham yang dapat di-exercise sebesar US$ 300 juta apabila mengacu pada laporan keuangan TLKM.

Apabila menggunakan kurs Rp 14.222/US$ maka nilai tersebut setara dengan Rp 6,4 triliun dan setara dengan 89.125 saham GOTO sebelum stock split. Dikarenakan pada Mei 2021 terjadi aksi korporasi berupa merger antara Gojek dengan Tokopedia membentuk GOTO, maka Telkomsel melakukan konversi saham.

Instrument

Value (US$ mn)

Value (Rp bn)

Exchange Rate

Stock Equivalent

Average Price

Convertible Bond

150

2,110

14,067

29,708

71,024,640

Stock Option

300

4,290

14,300

59,417

72,201,558

Total

450

6,400

14,222

89,125

71,809,257

Namun sebelum IPO, GOTO kembali melakukan stock split sehingga kepemilikan saham Telkomsel yang tadinya hanya 89.125 menjadi 23.722.133.875. Akibat aksi korporasi ini, akhirnya didapat harga rata-rata saham GOTO yang dimiliki oleh Telkomsel sebesar Rp 270/unit.

Pre-SS

89,125

Post-SS

23,722,133,875

Ratio

266,167

Average Price

270

Setelah mengetahui, harga rata-rata dan porsi kepemilikan saham GOTO oleh TLKM sebesar 2%, maka gambaran untung rugi investasinya semakin jelas. Bahkan bisa dilacak secara kronologis. Perlu dicatat, kalkulasi ini masih menunjukkan angka estimasi mengacu pada laporan keuangan.

Menurut laporan keuangan TLKM, pada 31 Desember 2021, saham GOTO dihargai Rp 375/unit. Sehingga di akhir Desember 2021, nilai investasi Telkomsel di GOTO masih naik 39% atau setara dengan Rp 2,5 triliun.

Kendati GOTO IPO di harga Rp 338/unit pada pekan kedua April 2022, dengan harga rata-rata Rp 270/unit, TLKM masih mencatatkan keuntungan secara floating. Bahkan ketika Juni 2022, harga saham GOTO mencapai Rp 388/unit, Telkomsel mencatatkan keuntungan sebesar Rp 2,8 triliun atas investasinya di GOTO.

Namun tekanan jual saham GOTO di kuartal III-2022 yang tak terbendung hingga membuat harganya turun ke Rp 246/unit mau tak mau membuat nilai investasi Telkomsel ke GOTO susut Rp 564 miliar dari nilai investasi awalnya atau setara dengan 9% pada akhir September 2022.

Apabila mengacu pada harga penutupan saham GOTO di akhir tahun 2022 di Rp 91/unit, kerugian Telkomsel akibat investasinya di GOTO membengkak menjadi Rp 4,2 triliun (-66%) dari nilai awal investasinya.

Jika dipatok dari akhir Desember 2021, maka kerugian yang berpotensi diderita Telkomsel akibat penurunan tajam harga saham GOTO mencapai sekitar Rp 6,7 triliun. Namun rebound harga saham GOTO di awal tahun ini berpeluang mengecilkan nilai kerugian Telkomsel.

Investment Calculation

Dec-21

Jun-22

Sep-22

Dec-22

Jan-23

TSEL avg price (Rp/sh)

270

270

270

270

270

TSEL share ownership (bn)

23.7

23.7

23.7

23.7

23.7

TSEL initial investment value (Rp bn)

6,400

6,400

6,400

6,400

6,400

GOTO share price (Rp/sh)

375

388

246

91

107

TSEL investment value (Rp bn)

8,896

9,204

5,836

2,159

2,538

Float gain/loss from initial investment

2,496

2,804

- 564

- 4,241

- 3,862

% float gain/loss from initial investment

39%

44%

-9%

-66%

-60%

Bagaimana dengan Kerugian ASII?

Berbeda dengan TLKM yang merinci skema investasi di saham GOTO, pada kasus ASII detailnya tidak terlalu dijelaskan. Namun masih tetap bisa dirunut.

Untuk bisa mengetahui, berapa nilai investasi ASII di GOTO memang tertera jelas di laporan keuangan. Dalam catatan laporan keuangan ASII per Juni 2022, nilai investasi ASII di GOTO tercatat mencapai Rp 7,2 triliun atau mengalami kenaikan sebesar Rp 3,7 triliun dari akhir Desember 2021.

Dari informasi ini, kita bisa mengetahui berapa banyak saham GOTO yang dipegang oleh ASII. Pendekatan yang bisa dilakukan adalah dengan melihat nilai kapitalisasi pasar GOTO yang didapat dari pengkalian harga saham dengan jumlah total saham.

Pada Juni 2022, harga saham GOTO ditutup di Rp 388/unit dan jumlah sahamnya mencapai 1,18 triliun. Artinya market cap GOTO sebesar hampir Rp 460 triliun. Jika dibandingkan nilai investasi ASII yang tercatat di laporan keuangan dengan market cap GOTO, maka diperoleh informasi bahwa ASII menggenggam 1,6% saham GOTO atau setara dengan 18,6 miliar.

Unit

Value

Note

Investment

Rp tn

3.5

As of Dec-21

Additional gain

Rp tn

3.7

As of Jun-22

Total investment value

Rp tn

7.2

As of Jun-22

GOTO mkt cap

Rp tn

459.5

As of Jun-22

ASII ownership

%

1.6%

As of Jun-22

GOTO share outstanding

Bn

1,184

As of Jun-22

GOTO share owned by ASII

Bn

18.6

As of Jun-22

Mengenai harga rata-rata saham GOTO yang dipegang oleh ASII, kalkukasinya memang agak tricky. Namun tetap bisa dilacak karena kepemilikan saham GOTO oleh ASII sudah diketahui. Apabila mengacu pada laporan tahunan ASII 2021, perseroan memiliki nilai investasi di GOTO sebesar US$ 250 juta.

Dengan jumlah saham yang dipegang sebesar 18,6 miliar dan diasumsikan ASII tidak menambah atau mengurangi dalam setiap aksi korporasi yang dilakukan GOTO, maka diperoleh harga rata-ratanya sebesar US$0,0135/unit.

Mengingat ASII masuk ke GOTO pada 2018 dan 2019, maka kita bisa gunakan kurs pada laporan keuangan ASII untuk tahun buku 2019 yaitu di Rp 13.901/US$. Dengan mengkonversikan harga saham dalam dolar AS ke rupiah diperoleh harga rata-ratanya di Rp 187/unit.

Unit

Value

Note

ASII early investment on GOTO

US$ mn

250

As of 2019

GOTO share owned by ASII

Bn

18.6

As of 2019

Avg price

US$/sh

0.01

As of 2019

Benchmark exchange rate

US$/Rp

13,901

As of 2019

Avg price

Rp/sh

187.0

As of 2019

Setelah mengetahui harga perolehan saham GOTO oleh ASII, maka kini semakin jelas bagaimana pergerakan nilai investasi ASII di saham GOTO dan dampaknya terhadap laporan keuangan perseroan.

Jika menggunakan informasi yang tertera pada laporan keuangan TLKM bahwa harga saham GOTO di akhir tahun 2021 setara dengan Rp 375/unit, maka nilai investasi ASII di GOTO telah meningkat 101% dari awal dengan tambahan gain sebesar hampir Rp 3,5 triliun.

Keuntungan tertinggi ASII dari investasi di GOTO secara periode kuartalan tercatat pada Juni 2022 ketika harga saham GOTO di pasar ditutup di Rp 388/unit dan menambah nilai investasi ASII di GOTO sebesar Rp 3,74 triliun (naik 107% dari modal investasi awal).

Ketika kalkulasi ini dikroscek dengan laporan keuangan, nilainya pun sama. Namun penurunan harga saham GOTO di kuartal III-2022 juga menggerus keuntungan investasi ASII atas saham GOTO. Jika sebelumnya gain yang diperoleh mencapai 107% sebesar Rp 3,7 triliun, kini kenaiknanya menjadi 32% saja dari modal awal atau setara dengan 1,1 triliun.

Berdasarkan kuotasi harga saham GOTO di pasar sekunder per 30 Desember 2022 di Rp 91/unit, maka barulah ASII akan mencatatkan kerugian investasi sebesar 51% dari modal awalnya atau setara dengan Rp 1,8 triliun. Ini akan dicatat dilaporan keuangan tahun buku 2022 yang nantinya rilis di bulan Februari umumnya.

Investment Calculation

Dec-21

Jun-22

Sep-22

Dec-22

Jan-23

ASII avg price (Rp/sh)

187

187

187

187

187

ASII share ownership (bn)

18.6

18.6

18.6

18.6

18.6

ASII initial investment value (Rp bn)

3,476

3,476

3,476

3,476

3,476

GOTO share price (Rp/sh)

375

388

246

91

107

ASII investment value (Rp bn)

6,970

7,212

4,573

1,691

1,989

Float gain/loss from initial investment

3,494

3,736

1,097

- 1,784

- 1,487

% float gain/loss from initial investment

101%

107%

32%

-51%

-43%

Meskipun di atas kertas merugi, investor layaknya memandang kasus ini secara lebih jelas. Dikarenakan ASII dan TLKM merupakan pemegang minoritas di saham GOTO (<5%) dan metode pencatatannya marked to market alias mengikuti kuotasian harga saham GOTO di pasar sekunder maka pergerakan nilai investasi keduanya di saham GOTO dapat dilacak secara periodik harian. Meskipun tantangannya adalah apakah keduanya sudah mulai melepas sebagian saham dan hal ini sebenarnya bisa dikroscek dalam laporan keuangan yang rilis secara lagging.

Lantas untuk menjawab pertanyaan kedua apakah setelah membukukan penurunan nilai investasi di saham GOTO saham ASII dan TLKM tidak prospektif lagi. Untuk saat ini ketika tekanan masih membayangi harga saham GOTO memang sentimen akan cenderung negatif.

Namun rebound saham teknologi global serta upaya GOTO untuk terus memperbaiki fundamental dan mempercepat profitabilitas juga harus diperhitungkan.

Selain itu, kita juga harus memahami bahwa posisi investasi ASII dan TLKM ke GOTO bukan merupakan core bisnis, sehingga dalam asesmen bisa difokuskan ke core bisnisnya saja.

Terakhir yang tak boleh dilupakan adalah berapa besar sinergi yang tercipta dari investasi ASII serta TLKM ke GOTO, mengingat GOTO merupakan ekosistem digital terbesar di Indonesia dengan nilai transaksi bruto mencapai Rp 620 triliun, sehingga bisa dikatakan investasi TLKM dan ASII tidak hanya sekedar untuk mencari cuan di pasar modal.

(trp)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation