Harga Minyak Naik 1%, Resesi Gak Jadi?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
Rabu, 21/12/2022 07:52 WIB
Foto: Ilustrasi: Labirin pipa dan katup minyak mentah di Strategic Petroleum Reserve di Freeport, Texas, AS 9 Juni 2016. REUTERS / Richard Carson / File Foto

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia menguat di tengah sesi yang bergejolak karena prospek yang memburuk untuk badai musim dingin utama AS memicu kekhawatiran bahwa jutaan orang Amerika mungkin mengekang rencana perjalanan selama musim liburan.

Pada perdagangan Selasa (21/12/2022) harga minyak mentah Brent terpantau menguat 0,24% menjadi US$79,99 per barel. Sementara jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) naik 1,2% menjadi US$76,09 per barel.


Harga minyak didukung oleh pelemahan dolar dan rencana AS untuk mengisi kembali cadangan minyak bumi, tetapi kenaikan dibatasi oleh ketidakpastian atas dampak meningkatnya kasus Covid-19 di China.

Dolar yang lebih lemah membuat minyak lebih murah bagi mereka yang memegang mata uang lain. Permintaan naik, harga pun mengikuti.

Harga minyak juga didukung oleh China yang telah melonggarkan pembatasan pandemi Covid-19 yang telah membuat prospek permintaan bahan bakar dan menambah ketidakpastian tentang pemulihan ekonomi negara tersebut, kata analis CMC Markets Tina Teng.

Sementara itu, Wilayah Midwest dan Great Lakes dapat mengalami badai salju besar pada Selasa dan udara dingin yang bergerak ke timur dapat menyebabkan pembekuan cepat yang menyebabkan penurunan suhu yang cepat di seluruh negeri, menurut Layanan Cuaca Nasional.

"Badai dapat sangat mempengaruhi perjalanan pada musim liburan ini - saya senang saya tidak bepergian," kata John Kilduff, partner di Again Capital LLC di New York.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)