CNBC Indonesia Research

Perang Bunga! Banyak Dolar Milik RI 'Dirampok' Singapura

Maesaroh, CNBC Indonesia
Kamis, 15/12/2022 11:45 WIB
Foto: Pixabay/Peggy

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertempuran bank-bank Singapura dalam menaikkan bunga simpanan menjadi alarm bahaya bagi Indonesia. Perang bunga tersebut dikhawatirkan semakin menguras pasokan dolar Amerika Serikat (AS) di pasar domestik.

Dalam beberapa bulan terakhir, bank-bank Singapura bersaing ketat dalam menarik dana nasabah. Tiga bank besar mereka DBS, OCBC Bank, dan UOB bahkan sangat agresif dalam menaikkan bunga simpanan, termasuk deposito berdenominasi dolar AS.
Dilansir dari Channel News Asia, perang bunga pun kini tengah terjadi di industri perbankan Singapura.





Perang bunga simpanan di Singapura merupakan langkah industri perbankan untuk menarik lebih banyak nasabah di tengah kebijakan moneter bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) yang sangat agresif.

Dengan memiliki lebih banyak simpanan maka perbankan diharapkan bisa menekan bunga pinjaman kepada calon peminjam.

Langkah sangat agresif baru saja dilakukan UOB. Pada awal Desember 2022, bank terbesar ketiga di Singapura tersebut menaikkan bunga simpanan UOB One Account dari 3,6% menjadi 7,8% per tahun.
Tingkat bunga tersebut adalah yang tertinggi sejak jenis simpanan tersebut dikenalkan pada tujuh tahun lalu.

UOB juga menawarkan bunga tinggi untuk deposito dolar AS. Untuk tenor 1-12 bulan, bunga nya menyentuh 3,8 - 4,66%.  Bandingkan dengan bunga deposito dolar AS di BCA yang ada di kisaran 0,75-1,75%

Sebelum UOB, DBS dan OCBC juga berlomba-lomba menaikkan bunga simpanan agar menarik lebih banyak nasabah, termasuk eksportir Indonesia.

Bunga deposito dolar AS tenor 1-12 bulan di OCBC kini ada di 3,63- 4,55% sementara di DBS di 3,87 - 4,72%.
Kisaran bunga tersebut berselisih hampir 2% dibandingkan tingkat bunga penjaminan valas
Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) 1 bulan yang di angka 1,75%, berlaku untuk periode 9 Desember 2022 hingga 31 Januari 2023.


(mae/mae)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Cuan Perang Dagang, Produsen Kemasan Kertas RI Tembus Pasar AS

Pages