CNBC Indonesia Research

Perang Bunga! Banyak Dolar Milik RI 'Dirampok' Singapura

Maesaroh, CNBC Indonesia
15 December 2022 11:45
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS)
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Data Bahana Sekuritas menunjukkan bunga deposito denominasi dolar AS di bank-bank Singapura kini jauh lebih tinggi dibandingkan bank dalam negeri.

Kondisi ini merupakan anomali dan hampir tidak pernah terjadi pada 12 tahun terakhir. Pengecualian terjadi pada 2018 di mana pada tahun tersebut The Fed mengumumkan kebijakan moneter ketatnya.

Dalam kondisi normal, bunga deposito simpanan dolar AS di bank Indonesia akan lebih tinggi 2% dibandingkan bunga di bank Singapura.
Kondisi ini berbanding terbalik dengan yang terjadi saat ini.

Sejak awal 2022, bank-bank Singapura dengan cepat menaikkan bunga simpanan mereka sejalan dengan kenaikan suku bunga acuan di Singapura dan di AS.

 

Perbandingan bunga deposito di bank Indonesia dan SingapuraFoto: Bahana Sekuritas
Perbandingan bunga deposito di bank Indonesia dan Singapura



Deposito dolar AS UOB untuk tenor 1 bulan, misalnya, naik dari kisaran 0% pada Januari 2022 meloncat ke 4,4%. Sementara itu, bunga penjaminan valas LPS bergerak dari 0,25% pada Janauari 2022 menjadi 1,75%.

Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan Bank Indonesia (BI) dan pemerintah tentu sadar dengan perang rate di bank-bank Singapura dan tidak akan berdiam diri.
Pasalnya, perkembangan pasar keuangan di Singapura akan sangat berdampak kepada pasar keuangan domestik.

"Situasi ini mungkin memperngaruhi outlook suku bunga BI. Terlebih, respon bank-bank lokal terhadap kenaikan suku bunga BI yang agresif BI masih lamban," tutur Satria, kepada CNBC Indonesia.

Sementara itu, kepala ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro mengatakan agresivitas bank Singapura kemungkin masih akan berlanjut. Mereka aka menaikkan bunga simpanan begitu BI menaikkan suku bunga.

"Bank-bank di Singapura pasti akan langsung adjust suku bunga valasnya. BI akan kembali menaikkan suku bunga acuannya dan kalau kalah bersaing ya memang akan tight liquidity valasnya," ujar Andry, kepada CNBC Indonesia.

Dia menambahkan bank-bank dalam negeri bisa saja mengikuti langkah bank-bank Singapura dengan menaikkan bunga deposito valas. Namun, tidak semua bank akan mampu melakukannya.

"Tergantung kondisi likuiditas masing-masing bank dan projection dari loan growth ke depannya. Kalau masih ample, mestinya penyesuain terbatas," ujar Andry.

(mae/mae)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular