CNBC Indonesia Research

Lebih Kecil, Segini Utang yang Ditarik Jokowi di 2022

Maesaroh, CNBC Indonesia
08 December 2022 11:30
Uang Rupiah Baru (Dok BI)
Foto: Infografis/Duh Rupiah! Awal Tahun Rp 14.200/US$, Kini Rp 15.600/US$ /Aristya Rahadian

Total penawaran yang masuk dari investor asing pada lelang SUN pada 2022 juga jauh lebih kecil dibandingkan pada tahun-tahun sebelumnya. Kebijakan hawkish The Fed membuat investor asing lebih memilih membeli aset aman berupa dolar AS. Keputusan Bank Indonesia yang menahan suku bunga hingga Juli juga menjadi salah satu faktornya.

Sepanjang 2022, pemerintah hanya menerima penawaran sebesar Rp 136, 32 triliun dari investor asing atau rata-rata mencapai Rp 5,6 triliun per lelang.
Dari 24 lelang SUN, pemerintah hanya menerima penawaran dari investor asing di atas Rp 10 triliun sebanyak dua kali.

Jumlah utang yang diserap dari investor asing pada lelang SUN tahun ini juga hanya mencapai Rp 56,04 triliun atau rata-rata Rp 2,33 triliun.  Pemerintah bahkan hanya mampi menyerap utang sebesar Rp 262, 71 miliar dari investor asing pada lelang 27 September. Pasalnya, yield yang diminta sangat tinggi.

Sebagai catatan, penawaran dari investor asing pada 2021 mencapai Rp 205,51 triliun sementara pada 2020 mencapai Rp 298,34 triliun.

Rata-rata penawaran yang datang dari investor asing pada 2021 mencapai Rp 9,34 triliun dan yang diambil mencapai Rp 3,31 triliun. Sementara itu, rata-rata penawaran asing yang masuk pada 2020 mencapai Rp 12,4 triliun dan yang diserap mencapai Rp 3,46 triliun.

Reny Eka Putri, Senior Quantitative Analyst (Senior Analis) Bank Mandiri memperkirakan tantangan dalam penerbitan SBN pada tahun depan tidak sebesar pada 2022. Melandainya inflasi serta pelonggaran kebijakan moneter di sejumlah negara akan membuat tekanan pada pasar SBN jauh berkurang.

"Kami perkirakan (SBN) masih akan menarik sebagai salah satu pilihan investasi di tengah perlambatan ekonomi global yang masih terjadi. Tekanan terhadap yield SBN kami perkirakan juga akan terbatas," tutur Reny, kepada CNBC Indonesia.

Namun, dia mengingatkan pelaku pasar tetap harus mewaspadai 'black swan' yang dapat terjadi seperti gejolak geopolitik yang dapat menimbulkan supply chain disruption. Kondisi ini akan membuat inflasi kembali meningkat sehingga dapat menimbulkan kenaikan suku bunga acuan dan capital flight.

 TIM RISET CNBC INDONESIA

(mae/mae)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular