CNBC INDONESIA RESEARCH

Rupiah, Tinggal Menghitung Hari ke Rp 16.000/US$?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 November 2022 15:40
Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS).
Foto: Ilustrasi dolar Amerika Serikat (AS). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Sementara itu tekanan jual terhadap rupiah masih cukup tinggi, meski sudah mulai menurun. Hal ini terlihat dari survei 2 mingguan yang dilakukan Reuters.

Survei tersebut menggunakan skala -3 sampai 3, angka negatif berarti pelaku pasar mengambil posisi beli (long) mata uang Asia dan jual (short) dolar AS. Semakin mendekati -3 artinya posisi long yang diambil semakin besar.

Sementara angka positif berarti short mata uang Asia dan long dolar AS, dan semakin mendekati angka 3, semakin besar posisi short mata uang Asia.

Survei terbaru yang dirilis Kamis (3/11/2021) menunjukkan angka untuk rupiah di 1,53, menurun ketimbang 2 pekan lalu 1,83. Posisi tersebut terbilang masih tinggi, dan menjadi salah satu yang terparah dibandingkan mata uang Asia lainnya.

Analisis Teknikal

Secara teknikal, rupiah yang disimbolkan USD/IDR terus tertekan sejak menembus ke atas rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA50).

MA 50 merupakan resisten kuat, sehingga tekanan pelemahan akan lebih besar ketika rupiah menembusnya.

Rupiah kini sudah berada di atas Rp 15.450/US$ yang merupakan Fibonacci Retracement 38,2%. Level tersebut bisa menjadi 'gerbang keterpurukan' bagi rupiah, selama tertahan di atasnya. Terbukti, rupiah terus tertekan setelah menembus level tersebut.

Fibonacci Retracement tersebut ditarik dari titik terendah 24 Januari 2020 di Rp 13.565/US$ dan tertinggi 23 Maret 2020 di Rp 16.620/US$.

Selama tertahan di atas Fibonacci Retracement 32,5% tersebut rupiah berisiko terpuruk semakin jauh, menuju Rp 16.000/US$ atau di kisaran Rp 15.900/US$ yang merupakan FIb. Retracement 23,6%.

idrGrafik: Rupiah (USD/IDR) Harian
Foto: Refinitiv

Resisten berada di kisaran Rp 15.760/US$ hingga Rp 15.800/US$. Jika ditembus dan tertahan di atasnya, rupiah dalam hitungan hari bisa menyentuh lagi Rp 16.000/US$.

Indikator Stochastic pada grafik harian sudah cukup lama berada di wilayah jenuh beli (overbought), juga memberikan peluang penguatan.

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Selama tertahan di bawah resisten Rp 15.760/US$ hingga Rp 15.800/US$, ada peluang rupiah menguat ke kisaran Rp 15.600/US$ hingga Rp 15.500/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular