
Eropa Tak Lagi "Gelap", Rupiah Tembus Rp 15.000/US$!

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah menguat tajam melawan dolar Amerika Serikat (AS) di awal perdagangan Senin (24/1/2023). Eropa yang tahun ini diperkirakan tidak akan masuk era "gelap" mendongkrak sentimen pelaku pasar.
Begitu perdagangan dibuka, rupiah langsung melesat 0,33%. Apresiasi kemudian bertambah menjadi 0,46% ke Rp 15.000/US$ pada pukul 9:03 WIB, melansir data Refinitiv.
Survei terbaru menunjukkan Eropa bisa menghindari resesi di tahun ini. Semua berkat penurunan harga energi serta pembukaan kembali perekonomian China.
Survei yang dilakukan oleh Consensus Economics menunjukkan Eropa diperkirakan akan mampu mencatat pertumbuhan 0,1% pada tahun ini.
Anna Titareva, ekonom di USB sebagaimana dikutip Financial Times Minggu (22/1/2022) mengatakan saat ini risiko resesi Eropa kurang dari 30%, jauh lebih rendah dari proyeksi yang diberikan tahun lalu hingga 90%.
"Meredanya disrupsi supply, pasar tenaga kerja yang kuat dan simpanan yang lebih banyak membuat ekonomi zona euro resilien. Eropa juga sukses memenuhu pasokan gasnya dalam beberapa bulan terakhir," kata Titavera.
Harga gas juga sudah menurun tajam, kembali ke bawah level sebelum perang Rusia-Ukraina pecah. Hal ini tentunya akan meredakan tekanan inflasi di Benua Biru.
Gubernur bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dalam World Economic Forum (WEF) di Davos pekan lalu juga mengatakan wajah perekonomian Eropa saat ini jauh lebih bagus, tidak seperti yang ditakutkan sebelumnya.
Hal tersebut membuat sentimen pelaku pasar membaik, dan bisa menguntungkan rupiah sebagai aset emerging market.
Sementara itu dari dalam negeri, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hari ini akan mengumumkan realisasi investasi selama kuartal IV-2022 serta sepanjang 2022.
Menarik dicermati seberapa kencang pertumbuhan investasi pada kuartal terakhir pekan lalu. Juga, negara mana saja yang membukukan investasi tertinggi sepanjang 2022.Pada rilis tersebut, BKPM juga akan merilis data mengenai sektor-sektor mana saja yang paling diminati investor, baik dari dalam ataupun luar negeri.
Sebagai catatan, realisasi investasi pada kuartal III-2022 tercatat Rp 307,8 triliun atau, tumbuh 42,1% (yoy). Realisasi investasi periode Januari-September 2022 sebesar Rp 892,4 triliunatau 74,4% dari target realisasi.
Berbarengan dengan rilis investasi, BKPM juga akan mengumumkan realisasi penyerapan tenaga kerja pada kuartal IV-2022 serta seluruh tahun 2022.
Rilis tersebut bisa menjadi indikasi seberapa besar daya tarik investasi asing dan seberapa banyak lapangan kerja yang tercipta, sehingga juga bisa menjadi penggerak rupiah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Penyebab Rupiah Menguat 4 Pekan Beruntun, Terbaik di Asia
