CNBC Indonesia Research

Rupiah, Tinggal Menghitung Hari ke Rp 16.000/US$?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
04 November 2022 15:40
Dollar
Foto: Freepik

Salah satu isu yang membuat rupiah sulit menguat adalah keringnya pasokan valuta asing di dalam negeri.

Keringnya pasokan valas terlihat dari cadangan devisa Indonesia yang terus menurun.

Awal Oktober lalu BI melaporkan posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir September 2022 mencapai US$ 130,8 miliar. Realisasi ini anjlok US$ 1,4 miliar dibandingkan posisi Agustus 2022 yang sebesar US$ 132,2 miliar.

"Penurunan posisi cadangan devisa pada September 2022 antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar Rupiah sejalan dengan masih tingginya ketidakpastian pasar keuangan global," tulis BI dalam siaran pers, Jumat (7/10/2022).

Cadangan devisa tersebut menjadi yang terendah sejak Mei 2020.

Jika melihat ke belakang, cadangan devisa Indonesia mencatat rekor tertinggi sepanjang masa US$ 146,9 miliar pada September 2021 lalu. Artinya, dalam setahun cadangan devisa sudah merosot US$ 16,1 miliar.

Yang menjadi perhatian adalah cadangan devisa yang terus menurun, sementara transaksi berjalan mencetak surplus hingga 29 bulan beruntun.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, surplus neraca perdagangan pada periode Januari - September 2022 mencapai US$ 39,87 miliar atau tumbuh sebesar 58,83%.

Kepala Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro melihat banyak pendapatan ekspor Indonesia disimpan di bank-bank Singapura di tengah-tengah fenomena surplus bertubi-tubi.

Salah satu cara untuk menambah pasokan devisa valas di dalam negeri yakni dengan penarikan utang melalui penerbitan global bond.

Di tahun ini, pemerintah telah menerbitkan global bond berdenominasi dolar AS senilai US$ 1,75 miliar pada Maret dan US$2,65 miliar pada September 2022.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, tanggal setelmen penerbitan global bond pada 20 September.

Dengan tambahan tersebut, nyatanya cadangan devisa pada September masih juga merosot. Artinya kebutuhan BI untuk melakukan intervensi menjaga stabilitas rupiah sangat tinggi.

BI akan melaporkan posisi cadangan devisa Oktober pada Senin (7/11/2022) pekan depan. Jika kembali terjadi penurunan tajam, tentunya akan memberikan sentimen negatif ke rupiah. Pasar akan semakin khawatir terjadi kekeringan valuta asing di dalam negeri.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Pelaku Pasar Masih Getol Jual Rupiah

(pap/pap)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular